Job Fair Grobogan, Bupati Sumarni Imbau Pencaker Tak Cari Luar Daerah

Job Fair Grobogan, Bupati Sumarni Imbau Pencaker Tak Cari Luar Daerah

MENGUNJUNGI: Bupati Sumarni saat mengunjungi salah satu stand job fair. (Muhamad Ansori/Lingkarjateng.id)

GROBOGAN, Lingkarjateng.id   Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Grobogan melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) membuka Job Fair atau bursa kerja yang digelar di Gedung Wisuda Budaya Purwodadi, Kabupaten Grobogan. Ratusan pencari kerja (pencaker) tampak memenuhi gedung usai pembukaan Job Fair oleh Bupati Grobogan, Sri Sumarni.

Bupati Sumarni mengatakan, pihaknya mengapresiasi atas dilaksanakannya bursa kerja yang diikuti oleh pengguna kerja, baik dari dalam maupun luar Kabupaten Grobogan, dengan menyediakan ratusan jenis pekerjaan dan ribuan lowongan kerja. Hal ini sebagai program peningkatan kesempatan kerja dan untuk penanggulangan pengangguran. Bursa kerja diharapkan dapat menjadi sarana yang mempertemukan antara pengguna tenaga kerja dengan pencari kerja.

“Kegiatan ini juga diharapkan dapat membantu pencari kerja untuk memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan bakat, minat, pendidikan, ketrampilan, dan kemampuan atau kompetensi yang dimiliki. Disisi lain, pengguna tenaga kerja juga dapat memperoleh tenaga kerja sesuai dengan kualifikasi dan syarat jabatan yang diinginkan,” kata Bupati Sumarni pada Selasa, 6 September 2022.

Bupati Sumarni menyebutkan selain perusahaan lokal, bursa kerja kali ini juga diikuti perusahaan dari luar daerah seperti Demak, Kudus, Pati, hingga Semarang dengan total 30 perusahaan. Meski begitu, Bupati Sumarni meminta para pencaker untuk memprioritaskan bekerja di Grobogan.

Bupati Sumarni menyampaikan dari data Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dalam dua tahun terakhir meski terjadi kenaikan, dibanding tahun 2019, namun masih di bawah provinsi dan nasional yaitu 4,5 persen di tahun 2020 sedangkan 4,38 persen di tahun 2021.

Bupati Sumarni mengatakan, permasalahan tersebut disebabkan oleh beberapa hal di antaranya, selama pandemi Covid-19 beberapa perusahaan mengurangi aktivitas produksinya, bahkan beberapa usaha kecil mengurangi tenaga kerja. Selain itu, tambahnya, kompetensi yang dimiliki pencari kerja tidak sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan perusahaan dan posisi atau jabatan yang kurang diminati oleh pencari kerja.

“Jumlah pencari kerja yang terdaftar sebanyak 18.926 orang. Dari jumlah pencari kerja tersebut hanya sekitar 3.091 atau 16,33 persen yang dapat ditempatkan atau mengisi lowongan kerja yang tersedia,” papar Bupati Sumarni.

Pihaknya meminta Disnakertrans untuk dapat menjadi mediator dan fasilitator untuk berkoordinasi dengan perusahaan-perusahaan yang membuka lowongan seputar kompetensi yang dibutuhkan. Selanjutnya untuk disampaikan ke sekolah-sekolah kejuruan untuk menyiapkan atau melakukan pelatihan kerja di Balai Latihan Kerja (BLK).

“Masalah pencari kerja yang ingin instan juga perlu diberikan sosialisasi. Pemerintah telah menetapkan Upah Minimum Kabupaten (UMK), maka perusahaan dipastikan membayar minimal UMK. Harus diketahui, misalnya orang Grobogan pilih kerja di Semarang karena UMK di sana lebih tinggi, tentunya harus diperhitungkan, bahwa biaya operasional dan biaya hidupnya di Semarang tentu juga lebih tinggi. Belum lagi jika diperhitungkan dengan waktu yang hilang bersama keluarga, jika harus bekerja jauh dari rumah,” tambah Bupati Sumarni.

Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Tengah, Sakina Rosellasari, yang juga turut hadir dalam kegiatan tersebut memberikan apresiasi dengan digelarnya bursa kerja. Sebab, dengan adanya bursa kerja akan mengurangi pengangguran.

“Saya memberikan apresiasi atas diselenggarakannya Job Fair ini, sebab akan turut menurunkan pengangguran dan kemiskinan di Jawa Tengah,” ujarnya.

Terkait dengan angka pengangguran, Sakina menyebutkan bahwa tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Jawa Tengah sebesar 5,95 persen atau sebanyak 1,2 juta pengangguran. (Lingkar Network | Muhamad Ansori – Koran Lingkar)

Exit mobile version