Isu 20 Ketua RT Dipecat, Kades Ketuwan Blora: Sudah Purna Tugas

Ketua RT Desa Ketuwan, Kabupaten Blora, Muhadi. (Hanafi/Lingkarjateng.id)

Ketua RT Desa Ketuwan, Kabupaten Blora, Muhadi. (Hanafi/Lingkarjateng.id)

BLORA, Lingkarjateng.id – Kekacauan di Desa Ketuwan, Kecamatan Kedungtuban, Kabupaten Blora masih belum reda pasca isu mandeknya proyek wisata Ketuwan Park. Kini beredar kabar telah terjadi pemecatan terhadap 20 ketua rukun tetangga (RT) oleh Kepala Desa Ketuwan, Muhtar.  

Salah satu RT di desa setempat, Muhadi, membenarkan kabar tersebut. Menurutnya, Kades Ketuwan telah melakukan pemecatan secara sepihak. Begitupun dengan stempel RT yang telah ditarik oleh perangkat desa.

“Sejak menjadi RT tidak ada SK-nya, dan tiba-tiba dinonaktifkan. Stempel sudah ditarik sama perangkat desa,” jelasnya pada Senin, 19 Juni 2023.

Parah! 5 Bulan Honor Lembaga Desa Ketuwan Blora Tak Dibayar

Sementara itu ketika disinggung soal honor ketua RT yang isunya sempat tak dibayar selama kurang lebih lima bulan, Muhadi mengaku saat ini sudah dibayar meskipun nominalnya masih kurang. Muhadi menyebutkan, honor yang semestinya diterima sebesar Rp 600 ribu, akan tetapi baru dibayarkan setengahnya.

Di sisi lain, anggota Badan Pemusyawaratan Desa (BPD) Yono menyampaikan bahwa dirinya sempat memboikot kegiatan musyawarah desa (Musdes) yang berlangsung di rumah Kades.

Aksi ini terpaksa dilakukan oleh pihak BPD, dengan alasan jika musdes yang berlangsung tidak masuk akal. Diketahui, dari tujuh anggota BPD, hanya ketua BPD yang hadir dalam Musdes tersebut.

“Yang pertama musdes kok malam hari. Kedua, musdes kenapa di rumah kades. Itu alasannya kenapa saya BPD memboikot acara tersebut,” ucapanya.

Terpisah, Kades Ketuwan, Muhtar, menepis isu pemecatan ketua RT. Menurutnya itu bukan pemecatan. Dalam waktu dekat ini mereka akan dikumpulkan lagi untuk perintah lebih lanjut.

“Kata siapa itu. Sesuai SK itu, ketua RT sudah masa purna tugas, otomatis stempel kita bawa sementara,” ujarnya.

Dalam waktu dekat ini, Muhtar mengatakan para ketua RT akan dikumpulkan lagi. Bagi yang masih aktif dilingkungan, dan masih dikehendaki lingkungan akan dipilih kembali menjadi ketua RT.

“Nanti kita pilih lagi ketua RT-nya. Kalau ada yang mundur, atau sudah tidak dikehendaki oleh lingkungan, ya, kita ganti. Tahapannya kan seperti itu, bukan tiba-tiba diambil stempelnya,” tepisnya.

Ia melanjutkan, jika sudah ada ketua RT baru, semua RT akan dijadikan panitia sedekah bumi karena mereka dianggap tokoh. (Lingkar Network | Hanafi – Lingkarjateng.id)

Exit mobile version