SEMARANG, Lingkarjateng.id – Arakan kirab budaya nusantara dan pusaka peninggalan Ki Ageng Pandanaran memeriahkan peringatan haul ke-520 Ki Ageng Pandanaran di Kelurahan Mugassari, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang pada Minggu, 21 Agustus 2022.
Ketua Yayasan Sunan Pandanaran, H. Aris Pandan Setiawan mengatakan bahwa selain kirab budaya, juga dilakukan penggantian kain kelambu makam Ki Ageng Pandanaran yang diikuti sebanyak 520 peserta.
“Dalam arak-arakan di antaranya beberapa pusaka, kain kelambu baru untuk mengganti kelambu lama makam Ki Ageng Pandanaran,” ujarnya.
Peserta kirab mengenakan kebaya dan busana adat Jawa bernuansa batik. Peserta berjalan menuju makam di mulai dari Taman Indonesia Kaya yang berada di Jalan Menteri Supeno dengan mengarak sejumlah pusaka, kain kelambu, dan membawa sejumlah gunungan yang berisi buah-buahan, sayuran, serta jajanan pasar.
Sesampainya di makam, pusaka diserahkan oleh Camat Semarang Selatan kepada Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang.
Kemudian, pusaka tersebut diserahkan kepada Ketua Yayasan Sunan Pandanaran, lalu dibawa masuk ke dalam makam Ki Ageng Pandanaran dan dilanjutkan dengan berdoa bersama.
Usai berdoa, proses pergantian kelambu makam Ki Ageng Pandanaran pun dilakukan. Selain makam Ki Ageng Pandanaran, pengantian kain kelambu makam juga dilakukan pada makam Pangeran Madiyo Pandan alias Maulana Ibnu Abdul Salam dan Nyai Ageng Sejanila alias Endang Sejanila alias Siti Fatimah yang merupakan istri Ki Ageng Pandanaran.
Dalam pelaksanaan kirab, kata Ketua Yayasan Sunan Pandanaran, pihaknya juga mengundang sejumlah tokoh Semarangan mulai dari budayawan, lintas agama, komunitas pecinta dan penggiat pariwisata, organisasi masyarakat (ormas) dan pelajar di Kota Semarang.
Ia berharap, kirab tersebut tidak hanya merayakan tradisi namun diharapkan bisa menjadikan Kota Semarang lebih dewasa dalam memahami keragaman dalam kehidupan.
“Bersatu dalam keragamanan yang ada sekaligus nguri-nguri kebudayaan khususnya Kota Semarang,” lanjutnya.
Sementara itu Kepala Disbudpar Kota Semarang, Wing Wiyarso menyambut baik tradisi kirab budaya nusantara tersebut. Selain sebagai upaya melestarikan budaya, kegiatan tersebut juga diharapkan bisa menjadi daya tarik wisatawan.
Ia menambahkan, Ki Ageng Pandanaran merupakan Adipati pertama di Semarang dan tanggal diangkatnya beliau sebagai adipati dijadikan hari jadi Kota Semarang.
“Ki Ageng Pandanaran dianggap sebagai pelopor berdirinya Kota Semarang, kegiatan ini sebagai bagian dari nguri-nguri budaya dan diharapkan ke depan bisa menjadi salah satu daya tarik wisatawan,” pungkasnya. (Lingkar Network | Adimungkas – Koran Lingkar)