SEMARANG, Lingkarjateng.id – Meski di Kota Semarang terdapat sejumlah kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), namun ketersediaan stok dan harga daging sapi di beberapa titik pasar masih normal. Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang, Hernowo Budi Luhur, baru-baru ini.
Hernowo mengatakan, kasus PMK di Kota Semarang saat ini ada 4 sapi yang terjangkit. Jumlah tersebut diketahui berasal dari wilayah Mangunsari Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang.
Dirinya menambahkan, ada satu yang masih probable dan kasus suspect ada 6 hewan sapi. Kemudian di wilayah Mijen dan Ngaliyan masih dalam gejala.
“Ada 4 sapi yang sudah teridentifikasi virus PMK tersebut,” terangnya.
Taj Yasin Imbau Warga Segera Lapor Jika Ternaknya Ada Indikasi PMK
Sapi tersebut menurutnya, mengalami gejala sariawan pada mulut, mengeluarkan air liur yang banyak dan bengkak pada tracak. Dengan begitu, pihaknya akan melakukan perawatan dan pengobatan dengan isolasi selama 14 hari.
Terkait dengan harga, kata Hernowo, bahwa di Kota Semarang masih normal. Meski ada beberapa kasus PMK yang sudah menjangkit, namun tetap diupayakan harga daging di beberapa titik Kota Semarang masih stabil.
Meski demikian, berdasarkan pantauan di lapangan, para pedagang masih mengeluhkan harga daging yang melonjak naik. Seperti yang dikatakan pedagang sapi dari Pasar Jrakah, Yatiyem (56) merasa resah harga daging belum juga turun.
Dia mengutarakan, penjualan daging saat ini mengalami penurunan yang signifikan, biasanya perhari saja dia mampu menjual 30 kilogram sapi, namun saat ini hanya mampu menjual 10 kilogram saja.
Dampak PMK, Penjual Bakso di Semarang Keluhkan Pelanggan Turun
“Kami resah, biasanya penjualan banyak, namun saat ini langka,” ungkapnya.
Menurut Yatiyem, harga daging awalnya hanya Rp120.000, sekarang mencapai Rp140.000. Hal yang sama dikatakan oleh Vivi (35) selaku pedagang daging di Pasar Jrakah juga merasa kecewa.
Dirinya mengungkapkan, untuk menarik pelanggan saja sampai menurunkan harga sendiri.
“Saya turunkan harga sendiri, hingga Rp2.000 per kilogramnya,” pungkasnya. (Lingkar Network | Adimungkas – Koran Lingkar)