DEMAK, Lingkarjateng.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Demak tengah mengajukan anggaran dari Biaya Tak Terduga (BTT) untuk menangani kekeringan yang melanda Kabupaten Demak.
Bupati Demak Eisti’anah mengatakan bahwa dikarenakan Pemkab Demak tidak mempunyai anggaran khusus untuk menangani kekeringan di Kabupaten Demak, maka Pemkab menganggarkan dana BTT untuk kekeringan.
“Kalau anggaran khusus itu tidak, tapi kita masih ada cadangan BTT. Setiap tahunnya kita ada cadangan BTT Rp 5 miliar seperti di saat covid kita dianjurkan untuk menggunakan BTT,” katanya, Senin, 28 Agustus 2023.
Sebelumnya di tahun 2022, kata dia, Pemkab Demak dianjurkan menggunakan anggaran BTT untuk menangani Covid-19.
Kendati demikian, pihaknya belum menerima anjuran secara khusus untuk penggunaan anggaran BTT yang difokuskan dalam penanganan kekeringan di Kabupaten Demak.
“Kemudian untuk pemulihan covid untuk bantalan ke masyarakat dan pemulihan ekonomi kita dianjurkan menggunakan BTT. Tapi instruksi dampak dari el nino kita belum dianjurkan secara khusus untuk penggunaan BTT,” jelasnya.
Pihaknya pun mengaku sudah berkoordinasi dengan BPBD untuk selalu mendistribusikan air bersih kepada masyarakat terdampak kekeringan.
“Untuk mengantisipasi hal tersebut, kami selalu koordinasi dengan BPBD agar mendistribusikan air bersih kepada masyarakat. Baik air bersih yang didapatkan di BPBD sendiri maupun BPBD berkoordinasi dengan PDAM untuk didistribusikan kepada masyarakat di desa-desa,” terangnya.
PDAM, lanjut dia, juga sudah berkoordinasi dengan BBWS dan Tirta untuk penambahan pasokan air baku di Kabupaten Demak.
“PDAM berkoordinasi dengan BBWS dan Tirta yang menjual air tersebut untuk membuka atau menambah pasokan air baku di Kabupaten Demak,” imbuhnya.
Pihaknya berharap, pasokan air yang ada di BPBD dan PDAM Kabupaten Demak bisa mencukupi kebutuhan masyarakat Demak.
“Ini nanti semoga masih bisa tetap tercukupi untuk didistribusikan ke masyarakat,” pungkasnya.
Dewan Sarankan Desa Buat Embung
Iklim El Nino memberikan dampak kekeringan yang imbasnya harus dirasakan oleh masyarakat khususnya Kabupaten Demak.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Demak Sri Fahrudin Bisri Slamet pun menyarankan setiap desa agar mempunyai embung, sehingga bisa mengantisipasi jika terjadinya kekeringan.
Dirinya pun mengimbau kepada masyarakat untuk meminimalisir penggunaan air bersih. Mengingat, saat ini, sudah banyak warga yang terdampak kekeringan dan sulit mendapatkan air bersih.
“Jangan boros. Dan kedepan harus ada solusi terkait dengan hal seperti ini,” katanya.
Selamet juga menyarankan agar desa memiliki tandon atau embung yang bisa digunakan untuk penampungan air. Sehingga, saat musim kemarau tiba bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat.
“Ketika satu desa ini meminta droping air, pastinya di sana ada tandonnya. Sehingga orang antre itu bukan dari tangki di sana diberikan tandon dan tangki mengisi ke tandon itu. Sehingga tidak lama dan tidak tercecer kemana-mana terkait dengan perebutan air dan sebagainya,” jelasnya.
Pihaknya juga menyebut, harus ada koordinasi dengan Pemerintah Desa (Pemdes) terkait pembuatan embung atau tandon.
“Agar mereka membuat tandon ketika kekeringan pastinya tinggal droping air ke tandon itu, seperti embung itu,” tandasnya.
Senada, Bupati Demak Eisti’anah mengatakan bahwa, embung merupakan salah satu upaya dalam mengantisipasi jika terjadi kekeringan akibat dampak dari el nino.
“Jadi, sebenarnya sudah kami antisipasi dengan pembuatan embung di tiap desa. Tetapi memang masih menjadi kendala kita, mungkin hanya beberapa desa sudah yang mempunyai embung,” tuturnya.
Menurutnya, sebenarnya embung ini juga menjadi suatu solusi untuk dampak kekeringan di setiap tahunnya.
“Kami harapkan kedepannya nanti kita carikan solusi. Mungkin PDAM punya embung besar yang bisa menampung kebutuhan masyarakat kita,” ujarnya.
Bupati juga mengatakan, kebutuhan sumber air saat musim kemarau juga berdampak kepada para petani yang kesulitan untuk mendapatkan air untuk kebutuhan tanam.
“Dan kami tadi sudah berdiskusi dengan PDAM juga, karena air baku saat musim kekeringan ini biasanya tidak hanya untuk konsumsi tetapi juga kadang tarik menarik dengan para petani. Padahal kita sudah mengatur waktu tanamnya,” terangnya.
Terpisah, Staf Bidang Kedaruratan Logistik dan Peralatan BPBD Kabupaten Demak Wahyu Murdoko menyebut bahwa pihaknya telah mengusulkan kepada Pemerintah Desa Undaan Kidul untuk membuat embung. Mengingat, di Dukuh Gandek Desa Undaan Kidul rawan terjadi kekeringan.
“Saya kasih solusi untuk membuat embung untuk Dukuh Gandek yang sering mengalami kekeringan setiap tahun. Karena biasanya yang mengalami kekeringan sumber air di sumur dalamnya gak bisa keluar,” ujarnya. (Lingkar Network | M Burhanuddin Aslam – Lingkarjateng.id)