SEMARANG, Lingkarjateng.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang tengah fokus menciptakan Ibu Kota Jawa Tengah menjadi daerah yang ramah lingkungan. Salah satunya dengan menambah ruang terbuka hijau (RTH) berupa pembangunan taman nol kilometer Semarang.
Plt Wali Kota Semarang, Hevearita G Rahayu, mengatakan bahwa pembangunan RTH merupakan bentuk kolaborasi pemerintah dengan stakeholder untuk mewujudkan Semarang bergerak bersama. Dalam pembangunan taman nol kilometer Semarang ini, Pemkot menggandeng PT Wismilak Inti Makmur melalui progam CSR.
“Tentu ini sangat memberikan keringanan (biaya) bagi kita semua. Terima kasih PT Gelora Djaja yang luar biasa. Ini akan menjadi pertautan antara Kota Semarang Lama dengan Kota Semarang yang modern sehingga bisa menjadi spot destinasi wisata. Ini juga menjadi ruang terbuka hijau yang memecah keramaian karena kita lihat Simpang Lima sudah mulai padat,” ujarnya saat meresmikan ground breaking pembangunan taman nol kilometer Semarang pada pada Selasa, 1 November 2022. (Adimungkas/Lingkarjateng.id)
Mbak Ita, sapaan Plt Wali Kota Semarang, mengimbau agar warga ikut mengawasi area taman nol kilometer karena biasanya jika ada taman baru akan muncul pedagang kaki lima di sekitarnya.
Dirinya juga meminta agar ada penataan setelah pembangunan taman nol kilometer Semarang selesai dibangun. Hal itu untuk menciptakan suasana tertib, kondusif dan menarik minat pengunjung.
Menurutnya, pembangunan RTH sebenarnya mudah dilakukan namun perawatannya sulit diterapkan.
“Ada yang bilang kita mbangun iso tapi ngrumati rak iso (membangun bisa tapi merawat tidak bisa). Ini harus dihitung (alokasi dananya),” ungkapnya.
Selain taman nol kilometer Semarang, Pemkot juga terus melakukan pengembangan kawasan Kota Lama sebagai destinasi wisata unggulan.
Saat ini, sambungnya, Pemkot Semarang tengah melakukan revitalisasi di Kampung Melayu dan perencanaan pembangunan di Kampung Pecinan. Pihaknya juga akan bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk penataan dan pengelolaan Kota Lama Semarang lebih lanjut.
“Kita akan bekerjasama bagaimana memanfaatkan bangunan-bangunan yang tidak terpakai agar bisa dikelola menjadi living heritage, agar bisa dimanfaatkan oleh multiplayer perekonomian yang kita harapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” terangnya.
Sementara itu, perwakilan dari Wismilak, Doni Arya, mengakui penataan RTH dengan luas 1.290 meter persegi tidak hanya bisa dimanfaatkan untuk warga Semarang, namun juga memberi manfaat kepada warga luar kota.
Sejalan dengan visi misi Pemkot, pihak Wismilak pun juga akan menaruh perhatian dalam menjaga eksistensi alam untuk kedepannya. “Tidak hanya berfungsi untuk penghijauan kota, RTH ini juga dapat berfungsi sebagai fasilitas sosial masyarakat,” tandasnya. (Lingkar Network | Adimungkas – Koran Lingkar)