Desa Colo dan Kajar Diusulkan Dapat Bantuan Green House Anggrek

Desa Colo dan Kajar Diusulkan Dapat Bantuan Green House Anggrek

BERI KETERANGAN: Camat Dawe, Famny Dwi Arfana. (Ihza Fajar/Lingkarjateng.id)

KUDUS, Lingkarjateng.id – Camat Dawe, Famny Dwi Arfana mengusulkan dua desa agar mendapatkan bantuan Green House Anggrek (GHA), yakni Desa Kajar dan Desa Colo. Dipilihnya wilayah itu, karena kontur demografi daerah tersebut berupa pegunungan yang dihitung kurang lebih 600 MDPL.

“Hal itu tidak jauh beda dengan wilayah Bandungan, Semarang. Harapannya ketika di muria yaitu di Desa Colo dan Kajar tidak hanya wisata religi, nantinya kita menyediakan GHA yang terpadu dengan gubug desa,” kata Camat pada Kamis, 24 Agustus 2023.

Famny berharap, GHA itu bisa dikembangbiakkan oleh warga dan ikut membantu membibitkan tanaman anggrek.

“Saat ini sedang dalam pembangunan, mungkin akhir tahun jadi. Tahun depan GHA rujukan bisa dijadikan dan bisa bekerja sama dengan Pijar Park maupun agen travel untuk bisa menjadi agenda wisata,” tandasnya.

Pihaknya mengatakan, saat ini dari 18 desa di Kecamatan Dawe, ada 12 desa yang sudah memiliki Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang berbadan hukum. Pembentukan BUMDes ini pun disinyalir sebagai upaya untuk meningkatkan taraf kehidupan maupun ekonomi masyarakat desa di wilayah Dawe.

Ia mengatakan, tak hanya membentuk BUMDes, pihak kecamatan juga melakukan pembinaan kepada para anggota BUMDes mulai dari perencanaan awal, bisnis, hingga pembinaan secara bergilir.

“Desa-desa dan warga ini juga diberi pelatihan terkait pengelolaan BUMDes,” ucapnya.

Desa-desa yang sudah memiliki BUMDes dan berbadan hukum serta mendapat pendampingan meliputi Desa Samirejo dan Desa Cranggang. Sedangkan desa yang sudah mendapat pembinaan namun BUMDes-nya belum berbadan hukum yakni Desa Margorejo dan Rejosari.

“Ada juga yang sudah mengikuti pelatihan namun belum ada BUMDes yaitu Desa Dukuhwaringin dan Desa Colo. Intinya pada masing-masing desa memiliki ciri khas tersendiri,” katanya.

Ia pun menjelaskan, Desa COlo yang belum memiliki BUMDes rencananya hendak membuat tempat pembuangan sementara yang akan terintegrasi dengan program lainnya. Baik proklim maupun ketahanan pangan. (Lingkar Network | Ihza Fajar – Koran Lingkar)

Exit mobile version