DEMAK, Lingkarjateng.id – Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak, sampai saat ini tidak ditemukan di Demak. Pemerintah Kabupaten Demak dan Polres Demak pun sudah mulai membatasi perdagangan hewan ternak guna mencegah penyebaran PMK.
“Kita lakukan penyekatan dan pemeriksaan jalur lalu lintas perdagangan hewan ternak di pos penyekatan, serta melakukan monitoring, sosialisasi, dan imbauan kepada pelaku usaha hewan ternak di desa maupun pasar hewan terkait virus PMK,” tutur Kapolres Demak, AKBP Budi Adhy Buono di Pos Lalu Lintas Jebor, Rabu (18/5).
Ia mengatakan bahwa, penyekatan dilakukan oleh aparat gabungan yang terdiri jajaran Polres Demak, TNI, Dinas Perhubungan, BPBD, dan Dinas Pertanian di Pos Lalu Lintas Jebor. Tujuannya untuk mengecek kesehatan hewan terutama sapi dan kambing yang masuk maupun keluar Kabupaten Demak.
Cegah PMK di Demak, Peternak Diimbau Jaga Kebersihan Kandang dan Hewan
“Yang penting pemeriksaan dilakukan secara intens di beberapa cek poin. Untuk saat ini pasar hewan tidak dilakukan penutupan supaya roda perekonomian tetap berjalan,” terangnya.
Saat giat berlangsung, kendaraan yang mengangkut sapi tanpa dilengkapi Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) diperintahkan untuk putar balik dan membuat SKKH ditempat asal pembelian sapi tersebut.
Kegiatan itu bertujuan memperketat pengawasan keluar masuknya angkutan yang membawa hewan yang masuk wilayah Kabupaten Demak guna mengantisipasi PMK pada hewan ternak.
“Saat penyekatan kami memberhentikan 8 truk dan 6 pickup yang mengangkut sapi dari Pasar Hewan Margorejo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Total keseluruhan ada 104 ekor sapi yang dilengkapi dengan SKKH. Dalam pemeriksaan petugas, seluruh sapi dinyatakan sehat tanpa ada gejala virus PMK sehingga dapat melanjutkan perjalanan kembali,” ungkapnya.
Budi menambahkan, pengecekan terhadap hewan ternak sapi itu meliputi pemeriksaan fisik mulai dari mulut, kuku, hingga pengukuran suhu tubuh. Hewan ternak yang memiliki penyakit mulut dan kuku biasanya menunjukkan sejumlah gejala-gejala, seperti suhu badan tinggi hingga mulut sariawan.
“Pertama suhu badan akan tinggi, kalau lebih parah lagi gejala akut mulutnya lepuh seperti sariawan, nanah, kukunya kopek, dan layu,” ujarnya.
Budi berharap, seluruh stakeholder fokus terhadap antisipasi kasus PMK di Demak. Terutama untuk antisipasi dan menanggulangi penyebaran virus PMK pada hewan berkuku belah menjelang Hari Raya Idul Adha. (Lingkar Network | Koran Lingkar)