KUDUS, Lingkarjateng.id – Kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) diduga mulai muncul di Kabupaten Kudus. Penyakit tersebut di antaranya yakni seperti campak, polio, dan difteri.
Penyakit-penyakit itu biasanya menyerang anak-anak. Hal ini pun membuat Pemerintah Kabupaten Kudus (Pemkab Kudus) mulai menggenjot imunisasi pada anak, khususnya balita.
“Pemerintah mulai menggenjot imunisasi yang belum tercapai, karena kasus PD3I sekarang mulai naik. Suspek kasus difteri, polio, dan campak juga sudah mulai muncul,” kata Sub Koordinator Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus, Aniq Fuad.
Ia menjelaskan, selama pandemi, imunisasi bagi balita memang mengalami ketertinggalan. Hal ini lantaran pelayanan Posyandu sempat dihentikan untuk menghindari penyebaran kasus Covid-19.
“Saat pandemi itu vaksin untuk PD3I sempat kosong. Pelayanan Posyandu juga berhenti, lalu banyak petugas puskesmas yang dikerahkan untuk penanganan Covid-19. Jadi, itu menyebabkan imunisasi mengalami ketertinggalan,” paparnya.
Aniq menyebut, sepanjang bulan Januari hingga Juli 2022, temuan suspek penyakit campak ada sekitar 14 orang dan suspek polio ada sekitar 19 orang. Sementara untuk suspek penyakit difteri ada satu orang.
“Kami sudah ambil sampel dan sudah kami kirim ke laboratorium untuk memastikan,” ujarnya.
Pihaknya mengatakan, dengan adanya temuan kasus-kasus itu harus membuat masyarakat lebih waspada. Apalagi di daerah lain, saat ini kasusnya sudah mulai mengalami kenaikan.
“Kasus itu sudah mulai naik, khususnya terjadi di luar Pulau Jawa,” imbuh Aniq.
Oleh karena itu, ucapnya, saat ini Pemkab Kudus mulai mengejar ketertinggalan tersebut dengan mengadakan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN). Dirinya pun mengajak seluruh pihak untuk membantu memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat akan pentingnya imunisasi pada anak.
“Kami berharap masyarakat bisa mengikutsertakan anaknya dalam bulan imunisasi ini,” pungkasnya. (Lingkar Network | Nisa Hafizhotus Syarifa – Koran Lingkar)