JEPARA, Lingkarjateng.id – Pemerintah Kabupaten Jepara akan segera membangun tanggul semi permanen untuk mengatasi abrasi di Pantai Bondo, Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara. Hal ini disampaikan oleh Penjabat (Pj) Bupati Jepara, Edy Supriyanta saat meninjau langsung tanggul laut yang mengalami kebocoran pada Senin, 17 Oktober 2022.
Pj Bupati Jepara menegaskan, permasalahan tersebut harus segera ditangani. Pasalnya, apabila tidak segera ditangani, maka abrasi akan merusak lahan pertanian dan mengancam sumber air masyarakat.
“Segera akan kita datangkan alat berat untuk membangun tanggul darurat yang akan menghalau abrasi yang lebih parah. Namun, saya minta kerjasama dari pihak desa dan masyarakat untuk ikut bergotong-royong membangun tanggul ini,” ungkap Edy.
Pj Bupati Jepara menjelaskan, sejak bulan Mei lalu, bibir pantai di Blok Kropak Desa Bondo memang sudah jebol, akibatnya tanggul sepanjang 200 meter mengalami kebocoran sehingga mengakibatkan air laut masuk dan merendam areal persawahan sepanjang sekitar 1,5 kilometer.
“Abrasi air laut sudah naik ke lahan persawahan. Tanggul bocor sepanjang 200 meter dan 1,5 kilometer sawah sudah terendam air laut,” ujarnya.
Selain itu, Edy juga akan menghubungi PLTU TJB agar ikut turut membantu kesulitan para petani atau warga di Desa Bondo, Kecamatan Bangsri supaya lekas tertangani. Khususnya permasalahan abrasi.
“Kami berharap, permasalahan abrasi ini segera tertangani. Jangan sampai air laut ini mencemari sumur-sumur warga, karena memang letaknya lumayan dekat dengan kawasan permukiman. Apalagi masuk ke pemukiman mereka,” harapnya.
Sementara itu, Kepala DPUPR Jepara Ary Bachtiar mengatakan, rencananya tanggul tersebut terbuat dari bambu panjang yang ditancapkan berjejer di tepi pantai dengan alat berat. Kemudian memanfaatkan material di sekitar seperti pasir, untuk dimasukkan ke dalam sak, dan ditata memanjang sebagai tanggul atau penahan ombak.
“Kita rencanakan dua minggu ke depan, karena saat ini ada bersih sungai,” ucapnya.
Ia menambahkan, untuk rencana jangka panjang, lokasi tersebut membutuhkan breakwater (pemecah gelombang). Karena merupakan proyek besar, hal ini harus direncanakan dan dimasukkan terlebih dulu dalam program pembangunan jangka panjang.
“Karena dananya besar dan harus melalui paket proyek. Kalau tahun ini belum bisa. kemungkinan tahun 2024,” tandasnya. (Lingkar Network | Muslichul Basid – Koran Lingkar)