KUDUS, Lingkarjateng.id – Bupati Kudus, HM Hartopo mengungkapkan bahwa Kabupaten Kudus memang memiliki wilayah yang tak seluas daerah lainnya, namun Kudus memiliki potensi alam yang luar biasa kayanya. Termasuk yang ada di sisi tenggara Gunung Muria, kawasan Patiayam yang terdapat situs peninggalan pra sejarah, yakni Situs Purbakala Patiayam.
“Berdasarkan temuan fosil dan penelitian yang dilakukan di Situs Patiayam, Museum Patiayam beserta situs arkeologinya menunjukkan bahwa Kabupaten Kudus memiliki catatan pra sejarah yang begitu besar,” katanya.
Koleksi yang dimiliki Museum Patiayam, kata Hartopo, tak hanya menjadikan sebagai ruang tempat melestarikan kebudayaan saja, namun dapat menjadi tempat edukasi sekaligus tempat rekreasi yang menyenangkan.
“Koleksi yang dimiliki Museum Patiayam sangat lengkap, pasti banyak ilmu yang didapat untuk menambah wawasan, sekaligus sebagai sarana wisata. Silahkan berkunjung ke sana,” ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Ahli dari Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran, Dody Wiranto. Dia menyebutkan, Situs Purbakala Patiayam yang berada di Kabupaten Kudus memiliki potensi besar karena cukup lengkap perihal peradaban masa purbakala. Dengan begitu, kata dia, mutlak pemerintah setempat memang selayaknya memerhatikan perihal pengembangannya.
Dody menjelaskan, bukti potensi besar keberadaan Situs Purbakala di Kudus itu ditandai dengan adanya temuan-temuan fragmen maupun fosil masa purbakala. Tidak hanya fosil satwa, beberapa kali ditemukan fosil yang berasal dari tulang manusia purba.
Diketahui, saat ini fragmen purba yang ditemukan di Situs Patiayam sudah mencapai 9 ribu lebih. Fragmen-fragmen dari 17 spesies itu kini tersimpan di Museum Patiayam yang terletak di Desa Terban, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus.
Berdasarkan penjelasan Dody, fragmen tersebut setelah diidentifikasi berasal dari bagian tubuh satwa darat, rawa, bahkan moluska dari laut. Bahkan ada juga temuan fosil dari manusia purba.
Temuan itu berlangsung pada 1979 berupa tengkorak dan gigi geraham. Kemudian pada 2017 ada temuan fosil yang diduga dari kaki kiri bagian atas dari hominid.
Dody memperkirakan fosil manusia yang ditemukan di Patiayam tersebut hampir seusia dengan temuan yang ada di Sangiran. Hanya saja belum bisa diidentifikasi jenisnya secara detail. Dugaannya bagian fosil manusia yang ditemukan itu dari jenis homo erectus.
“Sekitar 1,5 juta tahun yang lalu. Kalau di Sangiran 1,5 juta tahun yang lalu sampai 300 ribu tahun lalu kemudian mereka migrasi ke Jawa Timur,” terangnya.
Potensi besar yang tersimpan di Situs Purbakala itu memang menuntut adanya perhatian serius. Perhatian itu diharapkan datang dari pemerintah daerah secara berkala dan berkelanjutan.
“Ini identitas Patiayam. Di sini lengkap sejarah awal budaya kalau kami kaji dari yang tua bisa semakin pintar. Ini yang menjadi kebanggaan kita, awal kebudayaan Indonesia ialah salah satunya di Patiayam,” ungkapnya. (Lingkar Network | Nisa Hafizhotus Syarifa – Koran Lingkar)