Bikin Macet, Ketua DPRD Pati Minta Perbaikan Jembatan Juwana Dipercepat

MEMPERBAIKI: Progres perbaikan Jembatan Juwana Pati yang belum selesai. (Aziz Afifi/Lingkarjateng.id)

MEMPERBAIKI: Progres perbaikan Jembatan Juwana Pati yang belum selesai. (Aziz Afifi/Lingkarjateng.id)

PATI, Lingkarjateng.id Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati, Ali Badrudin, meminta pemerintah untuk segera menyelesaikan progres pembangunan jembatan Juwana yang hingga kini belum selesai. Pasalnya, banyak keluhan dari masyarakat khususnya pengguna Jalan Pantura Juwana-Pati yang terjebak macet saat melintas di jembatan lama.

Jalan Pantura Juwana-Pati tidak masuk dalam kewenangan pemerintah daerah, oleh karenanya, Ali meminta kepada pemerintah provinsi (pemprov) untuk segera merampungkan proyek yang sudah cukup lama dimulai tersebut.

“Perabaikan jembatan juwana itu ‘kan menjadi kewenangan pusat, kami yang di daerah tidak tahu. Kalau yang menjadi kewenangan kabupaten kita tahu. Tapi saya berharap kepada pemerintah pusat untuk segera dilaksanakan dalam waktu dekat dan cepat selesai,” ujarnya.

Ketua DPRD Pati, Ali Badrudin. (Arif Febriyanto/Lingkarjateng.id)

Pimpinan DPRD Pati ini juga menyadari apa yang menjadi keluhan masyarakat dan pengguna jalan. Terlebih bagi para pengusaha dengan muatan bahan makanan yang cepat membusuk. Terjebak kemacetan di sekitar Juwana menjadi permasalahan tersendiri.

Masuki Tahap Pembongkaran, Progres Jembatan Juwana Pati Baru Capai 40 Persen

Apalagi masyarakat Juwana, Batangan, Jaken, dan Jakenan yang bekerja di Pati Kota harus terjebak di tengah kemacetan saat berangkat dan pulang kerja. Keluhan inilah yang membuat Ali meminta kepada pemerintah provinsi selaku pihak yang bertanggungjawab untuk segera menyelesaikan progres pembangunan jembatan Juwana.

“Karena dengan macetnya itu, otomatis merugikan masyarakat. Misal saat kita hendak mengirim barang waktu yang diperlukan hanya satu dua jam. Sekarang ini bisa sampai empat hingga lima jam. Jadi ‘kan rugi waktu rugi materi, bisa-bisa barang muatan busuk,” sambungnya.

Jika jembatan ini tidak kunjung selesai diperbaiki, politisi dari PDI-Perjuangan ini khawatir kerusakan jalan alternatif seperti Jakenan-Winong dan Jakenan-Jaken akan semakin parah. Dirinya menyadari, kerusakan ini dipicu lantaran banyak kendaraan besar yang menghindari kemacetan, sehingga mencari jalan alternatif.

“Kemudian ketika lewat jalan alternatif, itu jalannya banyak yang rusak akibat dari pembangunan jembatan Juwana ini. Sehingga pemerintah daerah mengalami keruh, jalan rusak karena tonasenya berat. Dimuati truk besar akhirnya rusak parah, seperti di Desa Glonggong,” tutupnya. (Lingkar Network | Arif Febriyanto – Lingkarjateng.id)

Exit mobile version