SALATIGA, Lingkarjateng.id – Sejumlah pemerhati lingkungan di Kota Salatiga mengajak masyarakat untuk peduli dengan ketahanan ketersediaan air yang berada di dalam tanah. Sebab selama beberapa tahun belakangan, debit air tanah terus mengalami penurunan.
Seorang pemerhati lingkungan, Andreas (39), mengatakan bahwa air menjadi kebutuhan pokok makhluk hidup yang paling dasar. Jika ketersedian air tanah menipis, tentunya ke depan akan berpengaruh pada pemenuhan kebutuhan air bersih masyarakat.
“Kalau stok air menipis, bagaimana kita bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Karena itu, kita harus peduli dan mulai melakukan gerakan pengembalian air ke alam. Caranya tidak sulit, buat sumur resapan untuk memasukan air hujan ke dalam tanah dan lakukan penghijauan. Ini cara yang paling efektif untuk menjaga ketahanan ketersedian air,” jelasnya, pada Senin, 28 Agustus 2023.
Pemerhati lingkungan lainnya, Bahrudin menambahkan, pembangunan sumur resapan tidak hanya mengembalikan air ke alam, melainkan bisa menjaga tingkat kesuburan tanah. Sebab, humus yang terkandung dalam tanah bisa hanyut terbawa aliran arus air hujan.
“Jika air hujan dimasukkan ke dalam sumur resapan, maka humus yang larut terbawa air hujan akan masuk ke dalam tanah. Sehingga kesuburan tanah bisa tetap terjaga,” jelasnya.
Dia menjelaskan air merupakan kekayaan alam yang tak ternilai harganya. Selain untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya sehari-hari, air juga dimanfaatkan untuk kegiatan perekonomian masyarakat seperti pertanian, peternakan, industri dan lainnya.
“Dengan demikian, nilai ekonomis air sangat tinggi. Jika ketersediannya tidak dijaga, maka masyarakat bisa kehilangan sumber penghidupan. Sebaliknya jika masyarakat bisa menjaga ketahanan ketersedian air, maka bisa mendapat keuntungan yang besar dari air. Untuk itu, mari kita gerakkan program pembangunan sumur resapan air mulai dari lingkungan rumah masing-masing,” tuturnya. (Lingkar Network | Angga Rosa – Koran Lingkar)