BATANG, Lingkarjateng.id – Angka Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Batang selama Januari hingga September 2022 mencapai 234 kasus, 5 orang di antaranya meninggal dunia.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang, Didiet Wisnuhardanto di Batang mengatakan untuk mencegah penyebaran DBD, pihaknya akan melakukan pengasapan di wilayah endemis.
Ia juga berharap, masyarakat rajin melakukan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
“Sebenarnya, kegiatan pengasapan bukanlah cara yang tepat untuk memberantas nyamuk, yang paling efektif adalah tertib melakukan PSN,” katanya pada Selasa, 5 Oktober 2022.
Menurut dia, sebagian orang hanya mengandalkan kegiatan pengasapan yang dilakukan pemerintah atau puskesmas lokal padahal cara itu hanya bisa membasmi nyamuk dewasa namun tidak ampuh untuk membasmi telur dan jentik nyamuk di genangan air.
“Oleh karena, untuk mencegah demam berdarah dengue adalah dengan cara melakukan pemberantasan sarang nyamuk dan pengasapan agar hasilnya lebih optimal,” imbuhnya.
Ia yang didampingi Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan Batang Wahyudi Agustiana mengatakan ada beberapa tahapan sebelum melakukan pengasapan di antaranya pengamatan lebih lanjut tentang jentik nyamuk sehingga terkesan lambat.
“Meski sudah dilakukan pengasapan namun akan lebih baik jika warga intensif melakukan PSN karena pengasapan hanya membunuh nyamuk dewasa, bukan jentik nyamuk,” tegasnya.
Dia mengatakan beberapa kecamatan rawan endemik demam berdarah dengue, antara lain Batang, Tulis, Kandeman, Subah, Banyuputih, Gringsing, Tersono, Limpung dan Bandar.
“Akan tetapi, jumlah kasus demam berdarah dengue tertinggi ada di Kecamatan Batang kemudian disusul Kandeman, Tulis, Subah dan Gringsing,” terangnya. (Lingkar Network | Anta – Lingkarjateng.id)