PATI, Lingkarjateng.id – Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) melalui Fungsional Pengendali Lingkungan DLH Pati, Eko Putranto mengungkapkan bahwa, ribuan tanaman mangrove yang baru ditanam amblas. Ia mengatakan ribuan mangrove tersebut mengalami kerusakan akibat diterjang rob yang melanda wilayah Kabupaten Pati beberapa waktu terakhir.
Padahal, pohon penahan abrasi air laut tersebut baru ditanam pada akhir tahun 2021 dan awal tahun 2022. Dari 35 ribu tanaman mangrove yang telah ditanam oleh DLH Pati dan CSR (Corporate Social Responsibility), mayoritas amblas akibat rob. Namun, ia masih berharap jika rob sudah turun, masih ada sisa mangrove yang bisa diselamatkan.
“Dari pihak DLH Pati sendiri berjumlah 15 ribu mangrove, sedangkan yang CSR berjumlah 20 ribu mangrove. Jadi, total sekitar 35 ribuan, mayoritas habis diterjang rob. Tapi ini baru data sementara. Nanti kalau rob sudah turun, semoga ada sisa sedikit,” ungkapnya saat ditemui di ruang kerjanya, baru-baru ini.
Cegah Banjir Rob Pati, BPBD Imbau Warga Gencar Tanam Mangrove
Menurut keterangannya, kerusakan mangrove yang diterjang rob berada di 3 kecamatan di Kabupaten Pati, yakni Kecamatan Dukuhseti, Kecamatan Margoyoso dan Kecamatan Trangkil. Ia menyebutkan bahwa, kerusakan mangrove di setiap desa yang ditanami mangrove tersebut diperkirakan antara 4 hingga 5 hektar.
“Adapun penanaman kami kemarin itu, ada di Desa Banyutowo, Desa Dukuhseti, Desa Pangkalan, Desa Tunjungrejo, Desa Bulumanis Kidul, Desa Pohijo, dan Desa Kadilangu. Penanaman terakhir di bulan Februari, jadi akarnya belum begitu kuat, sedangkan ombak yang menerjang tinggi sekali,” jelasnya.
Sementara, mengenai upaya penanaman mangrove kedepan, pihaknya menyampaikan bahwa, akan melakukan koordinasi dengan pihak terkait. Selain itu, pihaknya juga akan mengikuti perhitungan perkiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
“Upaya tetap ada, tetapi kami selalu memperhatikan masukan dari dinas-dinas terkait. Dari masyarakat pesisir harus nganggo itungan pranoto mongso atau hitungan dari BMKG lah. Kemarin sebetulnya ya sudah, tapi sekarang ini cuaca tidak bisa diprediksi. Kita merencanakan, tapi penanaman harus berunding, kalau mubazir kacau nanti,” tandasnya. (Lingkar Network | Ika Tamara Dewi – Koran Lingkar)