1.296 Anak Putus Sekolah, Pemkab Rembang Sasar 132 Desa Ikut Gaspol 12

ILUSTRASI: Kegiatan belajar mengajar di SMPN 1 Sale, beberapa waktu lalu. (R. Teguh Wibowo/Lingkarjateng.id)

ILUSTRASI: Kegiatan belajar mengajar di SMPN 1 Sale, beberapa waktu lalu. (R. Teguh Wibowo/Lingkarjateng.id)

REMBANG, Lingkarjateng.idPemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang masih memiliki pekerjaan rumah untuk mengembalikan 1.475 anak ke bangku sekolah. Saat ini wilayah kerja tim Program Gerakan Ayo Sekolah Pol 12 Tahun (Gaspol 12) diperluas ke enam kecamatan. Hingga bulan ini tercatat ada 179 anak yang kembali mengenyam pendidikan.

Person In Charge (PIC) Penanganan Anak Tidak Sekolah (ATS) Abdul Basir pada Rabu, 31 Agustus 2022 menyampaikan bahwa pada 2021, Pemkab Rembang sudah melaksanakan pilot project Gaspol 12 di empat desa, yakni Sridadi, Jeruk, Sidorejo dan Mojosari. Saat itu, melalui program ini, sudah bisa mengembalikan 28 anak tidak sekolah.

”Masih 33, karena mereka (anak tidak sekolah) menginginkan kembali ke sekolah formal. Tahun ini sudah bisa dikembalikan,” ujarnya.

Melihat capaian tersebut, Pemkab Rembang kembali melaksanakan program memperluas wilayah. Saat ini ada 132 desa di enam kecamatan yang akan disasar yakni Kecamatan Sarang, Sedan, Kragan, Pancur, Pamotan dan Sumber. Wilayah tersebut dipilih karena lima di antaranya masuk dalam penanganan kemiskinan ekstrem.

”Karena ada korelasinya antara kemiskinan dengan lama pendidikan anak. Sehingga, diharapkan melalui program ini, kemiskinan juga bisa terentaskan,” imbuhnya.

Pihaknya sudah melakukan pendataan melalui aplikasi Sistem Informasi Pembangunan Berbasis Masyarakat (SIPBM). Sudah tercatat 44 ribu KK yang memiliki anak tidak sekolah dengan rentan usia 7-18 tahun.

”Ada 140 ribu jiwa. Di pendataan ini, kami temukan ada 1.475 anak tidak sekolah,” jelasnya.

Disebutkan juga yang menjadi faktor penyebab di antaranya ada anak yang sudah menikah, bekerja, kondisi keluarga dan anak-anak yang tidak sekolah karena ijazahnya masih tertahan di sekolah asal.

Beberapa waktu lalu, kata dia, tim Gaspol 12 juga sudah menyerahkan ijazah seorang anak dari Desa Wuwur yang sebelumnya tertahan di salah satu sekolah yang ada di Jakarta.

”Karena kondisi ekonomi keluarga, tidak bisa membayar, sehingga dia tidak bisa sekolah selama dua tahun ini (karena ijazah masih ditahan),” ujarnya.

Dari pendataan tersebut, tahun ini sudah ada 179 anak yang sudah kembali ke sekolah baik itu formal maupun kejar paket. Jadi saat ini menyisakan 1.296 anak yang perlu dikembalikan untuk mengenyam pendidikan.

“Tim Gaspol 12 tidak hanya mengajak, tetapi memfasilitasi dengan cara menjemput bola, kemudian mendaftarkan anak tersebut ke sekolah,”pungkasnya. (Lingkar Network | R. Teguh Wibowo – Koran Lingkar)

Exit mobile version