KUDUS, Lingkarjateng.id – Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Kudus, Mardijanto, menyoroti dua persoalan besar yang tengah dihadapi daerahnya, yakni lambatnya progres perbaikan Gelanggang Olahraga (GOR) Wergu Wetan dan menurunnya jumlah siswa di sejumlah sekolah dasar negeri.
Kedua isu ini dinilai mencerminkan tantangan serius dalam bidang pembangunan infrastruktur dan pendidikan di Kota Kretek.
Dalam inspeksi mendadak ke proyek renovasi GOR Wergu Wetan, Kamis, 23 Oktober 2025, Mardijanto menemukan bahwa progres pekerjaan fisik masih jauh dari target.
Dari total anggaran sebesar Rp1,1 miliar yang bersumber dari APBD Kudus, realisasi fisiknya baru mencapai sekitar tujuh persen.
“Nilai anggarannya besar, tapi progresnya baru tujuh persen. Dalam waktu sebulan ke depan kami akan kembali turun untuk memantau perkembangannya,” ujarnya.
Ia menilai keterlambatan tersebut harus segera ditangani agar fasilitas olahraga kebanggaan masyarakat Kudus itu bisa segera dimanfaatkan.
“Komisi D akan terus mengawasi proyek-proyek publik agar berjalan sesuai rencana dan tepat waktu,” tegasnya.
Mardijanto juga menyayangkan ketidakhadiran pihak perencana dan pelaksana proyek saat peninjauan dilakukan, sehingga detail teknis seperti ketebalan material dan jenis parket belum bisa dikonfirmasi.
“Ke depan, kami harap semua pihak hadir agar informasi teknis bisa didapat langsung di lapangan,” tambahnya.
Selain persoalan infrastruktur, Mardijanto juga menyoroti krisis jumlah siswa di beberapa sekolah dasar negeri yang kini bahkan hanya memiliki satu murid aktif.
Menurutnya, hal ini memerlukan evaluasi menyeluruh terhadap manajemen pendidikan, terutama kinerja kepala sekolah.
“Kalau kepala sekolah tidak siap menjalankan tugas, lebih baik diganti dengan yang mampu,” ujarnya tegas.
Ia menilai, sekolah negeri kalah bersaing dengan swasta karena kurangnya inovasi dan lemahnya pendekatan sosial.
“Idealnya, kepala sekolah berasal dari warga lokal agar memahami karakter masyarakat sekitar,” jelasnya.
Untuk memperbaiki kondisi ini, Komisi D mendorong Dinas Pendidikan Kudus agar menggelar pelatihan dan workshop bagi guru serta calon kepala sekolah.
“Pembinaan berkelanjutan sangat penting. Guru dan kepala sekolah harus adaptif dengan perubahan zaman agar mutu pendidikan di Kudus semakin meningkat,” pungkasnya.
Jurnalis: Fahtur Rohman
Editor: Sekar S
































