SALATIGA, Lingkarjateng.id – Kenaikan harga cabai di Pasar Blauran, Kota Salatiga, membuat pedagang dan pembeli sama-sama terjepit. Dalam sepekan terakhir, cuaca buruk yang memicu gagal panen menyebabkan pasokan cabai merosot tajam sehingga harga melambung hingga Rp 40.000 per kilogram.
Di pasar, berbagai jenis cabai kompak naik Rp 15.000 per kilogram. Cabai rawit merah yang semula Rp 25.000 kini dijual Rp 40.000 per kilogram. Cabai rawit hijau dan cabai keriting merah juga ikut meroket dari Rp 25.000 menjadi Rp 40.000 per kilogram.
Pedagang cabai, Jimin mengaku paling merasakan tekanan akibat penurunan permintaan. Pembeli kini memilih mengurangi jumlah belanja untuk menahan biaya produksi.
“Permintaan sekarang menurun. Penjualan juga menurun. Biasanya pembeli belinya 2 kilogram, sekarang cuma 1 kilogram, malah kadang kurang dari 1 kilogram,” tuturnya, Rabu, 3 Desember 2025.
Ia menyebut stok cabai dari petani berkurang drastis akibat banyak tanaman membusuk diterjang hujan deras.
“Keuntungan juga menurun. Cerita dari petani itu karena hujan terus, cabainya jadi busuk jadi gagal panen. Stok di sini juga berkurang, kadang malah kosong,” tambahnya.
Tak hanya pedagang yang merintih, pembeli khususnya pelaku usaha kuliner juga ikut menanggung beban. Yosafat Sugeng, salah satu pembeli di Pasar Blauran, mengaku terpaksa mengurangi belanja meski risiko kerugian tetap besar.
“Ya bagaimanapun harus beli (cabai) buat jualan. Harga sekarang tinggi. Ya paling kalau saya mengurangi pembelian, itu pun juga masih rugi sampai 40 persen,” ujarnya.
Yosafat berharap harga cabai kembali stabil dalam waktu dekat, terlebih menjelang libur panjang Natal dan tahun baru yang biasanya membuat kebutuhan meningkat.
“Semoga cepat normal lagi,” harapnya.
Jurnalis: Angga Rosa
Editor: Sekar S

































