BLORA, Lingkarjateng.id – Badan Gizi Nasional (BGN) menghentikan sementara operasional Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Karangjati 1 buntut ratusan siswa SMPN 1 Blora mengalami keracunan massal usai menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG) dari dapur tersebut pada Rabu, 26 November 2025 kemarin.
Hal itu disampaikan Ketua Satgas MBG Blora, Sri Setyorini, dalam rapat koordinasi yang berlangsung Kamis sore, 27 November 2025.
Sri mengungkapkan pemberhentian ini membuat seluruh penerima manfaat dari dapur SPPG Karangjati 1 berhenti sementara, termasuk di SMPN 1 Blora.
“Sementara Off semua (penerima manfaat dari SPPG Karangjati 1), karena ada pemberhentian dari BGN (Badan Gizi Nasional),” katanya.
Sri mengungkapkan beberapa siswa SMPN 1 Blora yang sudah ditemui di rumah sakit mengaku masih trauma terhadap makanan MBG.
“Jadi tadi yang saya temui masih trauma. Ini berhenti sampai menunggu traumanya hilang, dan hasil lab keluar,” tambah Sri.
Sekretaris Dinas Kesehatan Daerah (Dinkesda) Blora, Nur Betsia Bertawati, merinci jumlah korban dugaan keracunan di RS Dinas Kesehatan Tentara (DKT) dan RSUD Blora mencapai 122 kasus, dengan 117 rawat jalan dan 5 rawat inap.
Saat ini, tiga pasien rawat inap dilaporkan membaik dan kemungkinan dapat pulang esok hari.
Nur menjelaskan pemberian obat disesuaikan keluhan, mulai dari mual, muntah, hingga diare.
“Kalau mual muntah ya diberi obat anti mual dan muntah, dan ada yang diare diberi obat diare,” katanya.
Nur mengungkapkan pihkanya telah melakukan penyelidikan epidemiologi dengan mengunjungi dapur SPPG, memeriksa Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS), penerapan SOP dapur, kondisi bangunan, peralatan, hingga proses penyajian dan distribusi makanan.
Ia menegaskan penyebab keracunan belum dapat dipastikan hingga hasil uji laboratorium keluar dari Balai Laboratorium Kesehatan (BLK) Semarang, yang diperkirakan memakan waktu sekitar satu minggu.
“Saat ini masih terduga keracunan. Saat ini masih melakukan pemeriksaan sampel, baik dari makanan, feses hingga muntahan atau sampel air, kita kirim ke BLK Semarang,” pungkasnya.
Jurnalis: Eko Wicaksono
Editor: Rosyid
































