SEMARANG, Lingkarjateng.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang berencana membangun secara permanen jembatan Nogososro yang menelan anggaran Rp 3,9 miliar. Jembatan tersebut sebagai salah satu upaya penanganan banjir di wilayah timur Semarang dan akan dimulai pada pekan depan. Pembangunan ini nantinya akan menjadi penghubung wilayah Tlogosari Kulon dan Muktiharjo Kidul di Kota Semarang.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang, Suwarto mengatakan, pemenang lelang pembangunan jembatan Nogososro sudah didapatkan. Dalam waktu dekat, pembangunan jembatan permanen akan segera dilakukan. Sementara untuk kondisi terkini salah satu sisi jembatan telah ditinggikan sementara menggunakan anggaran BTT (Belanja Tidak Terduga) karena saat itu terjadi banjir.
Hal tersebut di sampaikan Suwarto usai memberikan sosialisasi rencana pembangunan jembatan Nogososro di Balai RW XIV, Tlogosari Kulon, Kamis 20 Juni 2024.
“Kami minta Pejabat Pembuat Komitmen atau PPKom untuk segera melaksanakan pembangunan jembatan Nogososro. Mungkin minggu depan dilakukan pembongkaran bangunan jembatan yang lama dulu. Kemudian, menyusul yang baru. Itu jadi rangkaian,” ujarnya.
Warto menjelaskan, jembatan sisi kanan dan kiri akan dibongkar seluruhnya untuk mempercepat pembangunan. Rencana pembongkaran jembatan ini pun sudah disosialisasikan.
Diharapkan, masyarakat bisa menghindari jalur tersebut selama pembangunan agar tidak terjebak kemacetan. Pihaknya mentargetkan, penbangunan jembatan permanen akan selesai dalam waktu tiga bulan.
“Tenggang waktu tiga bulan selesai. Jembatan permanen dengan konstruksi pedaslab. Kami tinggikan sesuai jembatan darurat yang sekarang. Kalau pakai glider terlalu tinggi. Kita pakai konstruksi pedislab biar tidak terlalu pendek,” paparnya.
Selama dibongkar satu sisi, menurut Warto, sudah membuat air cukup lancar. Dengan pembangunan jembatan permanen, dirinya berharap himpitan di bawah jembatan Nogososro bisa tertangani. Rencananya, pihaknya juga akan menaruh screen atau penyaring sampah sebelum jembatan agar tidak tersumbat di jembatan.
“Nanti, kami koordinasi dengan wilayah untuk membantu mengangkat sampah yang sering tersumbat di sana. Kami juga terjunkan petugas,” katanya.
Sementara itu, Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengaku mendapat banyak keluhan dari masyarakat terkait kapan realisasi pembangunan jembatan tersebut.
Selanjutnya, Pemerintah Kota Semarang menganggarkan pembangunan jembatan permanen pada APBD 2024. Pihaknya tidak dapat menganggarkan pada APBD Perubahan tahun lalu melalui swakelola mengingat saat dihitung Rencana Anggaran Biaya (RAB) mencapai Rp 3 miliar.
“Kalau swakelola sesuai Peraturan Wali kota maksimal Rp 1 miliar. Padahal, jembatan itu begitu dihitung RABnya mencapai Rp 3 miliar. Sehingga, harus dilakukan lelang,” terang Ita, sapaannya. (Lingkar Network | Rizky Syahrul – Lingkarjateng.id)