SEMARANG, Lingkarjateng.id – Presiden Mahasiswa BEM KM UNNES terpilih, Abdul Kholiq menyatakan, bahwa pemilihan rektor baru UNNES ke depan melahirkan sosok dengan mindset baru, sehingga dapat mengikuti perkembangan zaman.
Menurut Abdul, kampusnya masih terlalu kaku dalam memberikan kurikulum dan pembelajaran kepada mahasiswanya. Dia menjelaskan, bahwa di kampus-kampus lain sudah menerapkan life education, pembelajaran strategis sesuai tantangan zaman dan UNNES belum melaksanakan hal tersebut secara utuh.
“UNNES masih terlalu kaku dalam memberikan metode pembelajaran kepada mahasiswanya. Butuh sosok rektor baru yang bisa mengikuti pola perkembangan zaman, yang tahu dan memahami teknologi dan punya metode baru yang ampuh. Kampus lain sudah menerapkan life education dalam kurikulumnya, kita ketinggalan ini,” terang Abdul.
BEM UMK Audiensi ke Bupati Kudus, Yayasan UMK akan Bentuk Kanal Aspirasi
Presiden Mahasiswa BEM KM UNNES yang baru saja terpilih itu menjelaskan, jika kampusnya masih jauh tertinggal dengan kampus-kampus lain di sekitarnya. “Rektor kan yang memiliki tongkat kebijakan, sekarang kalau mahasiswanya sudah siap tapi kebijakannya tidak mendukung kan ya nggak jalan. UNNES masih terlalu lambat menangkap hal-hal baru yang menjadi inovasi dalam pendidikan sekarang. Kita tertinggal,” tuturnya.
Selain itu, Abdul Kholiq juga menginginkan rektor yang dekat dengan mahasiswa dan peduli dengan kesejahteraan mahasiswa. Mahasiswa Ilmu Politik tersebut mengatakan, bahwa kebijakan kampus sekarang merugikan mahasiswa karena penerapan kuliah hybrid namun pembayaran UKT tetap penuh.
“Ya sekarang kan kita kuliah masih hybrid, tapi bayarnya tetap penuh. Mungkin untuk yang tatap muka tidak terlalu bermasalah. Tapi kalau yang daring dari jauh kan pasti rasanya berbeda, kebijakan begini kan tidak pro mahasiswa,” terangnya.
Tolak Bayar Asrama, Mahasiswa UNAN Purwodadi Gelar Aksi
Seharusnya, lanjut Abdul, ada potongan lebih kepada mahasiswa yang kuliah daring, khususnya mahasiswa semester 8 yang mengambil skripsi, harusnya mendapat potongan 50%. Serta, kebijakan-kebijakan pengembangan yang dapat bermanfaat langsung kepada mahasiswa.
“Kebijakan pengembangan sekarang inikan nirmanfaat ya, terutama itu soal pembangunan-pembangunan. Di Rektorat misalnya, itukan ada saja pembangunan secara terus menerus dan pastinya anggarannya besar,” ungkap Abdul.
Abdul menyarankan kepada rektor baru UNNES ke depan lebih mengedepankan pengembangan yang memiliki manfaat langsung kepada mahasiswa.
“Saran saya ke depan jangan hanya membuat kampusnya megah saja. Tapi, kualitas pendidikan, sarana pendidikan, dan dukungan terhadap potensi mahasiswa yang lebih diutamakan,” terang Abdul. (Lingkar Network | Koran Lingkar)