REMBANG, Lingkarjateng.id – Relokasi Pasar Kota Rembang terus menuai protes pedagang. Pemkab Rembang menilai, salah satu penyebabnya dikarenakan para pedagang khawatir bekas pasar akan dijadikan mall dan adanya biaya sewa baru.
Menanggapi hal itu, Bupati Rembang Abdul Hafidz menilai pro dan kontra merupakan fenomena yang wajar terjadi. Selain itu, dirinya menilai, adanya pihak yang kontra disebabkan adanya kekhawatiran para pedagang akan dibangunnya mall di bekas pasar yang lama.
“Kemarin isu yang diangkat ‘kan itu nanti bekas pasar pasti dibuat jadi mall. Lha itu ‘kan juga pedagang pasar ini terus terprovokasi,” kata Abdul Hafidz.
Orang nomor satu di Rembang itu menegaskan, isu yang beredar tidaklah benar. Ditambah kekhawatiran pedagang lainnya juga muncul mengenai biaya sewa baru, jika mereka dipindahkan ke lokasi yang baru.
Belum Bisa Melaut, Nelayan Sampaikan 3 Keluhan pada Bupati Rembang
“Terus terang saja (pembangunan mall) tidak akan kami lakukan. Kedua akan bayar, katane mengko nek pindah isih dikon bayar, dan itu saya pastikan tidak bayar,” tegasnya.
Sementara itu, akses jalan menuju ke lokasi pasar yang baru yang masih sempit juga menjadi permasalahan. Namun pihaknya menegaskan, DPU Taru Rembang telah mencanangkan pelebaran jalan menuju lokasi Pasar Kota Rembang yang baru.
“Kemarin soal akses. Katane dalane sempit kangelan kabeh, ini kita lebarkan. Di sana tak aman, kata siapa? Justru di sini malah tidak aman. Kalau di sana nanti kita pagar,” imbuhnya.
Meskipun menuai pro dan kontra di tengah masyarakat, Pemkab Rembang terus berkomitmen untuk memindahkan Pasar Kota Rembang ke lokasi yang baru. Sebab hal itu merupakan upaya untuk mengubah wajah Kota Rembang. (Lingkar Network | R. Teguh Wibowo – Koran Lingkar)