Jadi Sekolah Siaga Kependudukan, SMAN 1 Lasem Tambah Materi Khusus

A 4 1

PILIHAN: Pencanangan program Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) di SMAN 1 Lasem ditandai dengan penerbangan balon, Rabu (22/12). (R. Teguh Wibowo/Lingkarjateng.id)

REMBANG, Lingkarjateng.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang mencanangkan SMAN 1 Lasem jadi Sekolah Siaga Kependudukan (SSK). Dengan begitu, para siswa di SMAN 1 Lasem akan memperoleh tambahan materi khusus tentang isu-isu kependudukan.

Kepala Sekolah SMAN 1 Lasem, Santosa menyampaikan, SSK merupakan sekolah yang mengintegrasikan pendidikan kependudukan dan keluarga berencana dalam materi pelajaran. Baik melalui pembelajaran langsung maupun tidak langsung.

“Di dalamnya juga ada pojok kependudukan sebagai wadah siswa untuk menyampaikan informasi juga kreativitas mereka,” jelasnya, Rabu (22/12).

Dirinya menyebutkan, dicanangkannya program SSK memiliki beberapa tujuan. Di antaranya untuk memupuk kesadaran akan kondisi kependudukan di wilayah tempat tinggal siswa masing-masing. 

Safari Kebangsaan, Pelajar Jepara Diajak Sukseskan Vaksinasi

Kemudian, memupukkan sikap bertanggung jawab dan perilaku responsif dan adaptif yang berkaitan dengan dinamika kependudukan kepada para pendidik dan peserta didik. Selanjutnya, untuk mengembangkan sikap yang tepat dalam mengambil keputusan dalam mengatasi masalah-masalah kependudukan ketika siswa menjadi dewasa.

Sementara itu, Wakil Bupati Rembang, M Hanies Cholil Barro menyambut baik pencanangan program SSK di SMAN 1 Lasem. Di mana siswa akan memperoleh tambahan materi khusus untuk meningkatkan kualitasnya di bidang kependudukan.

“Saya ingin melihat tentu saja di SMAN 1 Lasem ini, mampu meningkatkan kualitas peserta didiknya, khususnya pada bidang kependudukan dan tentunya siap menghadapi tantangan yang cukup berat di masa yang akan datang,” tuturnya.

Dirinya berharap, setelah SMAN 1 Lasem sebagai percontohan program SSK, ada sekolah-sekolah lain yang juga mencanangkan program tersebut, baik sekolah negeri maupun swasta. Termasuk sekolah di bawah naungan Kementerian Agama. “Nanti ini kalau berjalan sukses, saya mungkin bisa menginformasikan ke Menteri Agama,” pungkasnya. (Lingkar Network | Koran Lingkar Jateng)

Exit mobile version