REMBANG – Lingkarjateng.id, Untuk memasarkan hasil alam yang melimpah, Desa Woro Kecamatan Kragan menggelar Festival Moroworo di lapangan sepakbola desa setempat, Minggu (20/2). Acara yang telah terselenggara sebanyak 3 kali ini diisi dengan berbagai kegiatan seperti bazar buah dan produk olahan warga setempat.
Seksi pengembangan seni dan budaya karang taruna Wira Bhakti Desa Woro, Supriyadi menyampaikan Festival Moroworo pertama kali diselenggarakan pada tahun 2017. Namun acara kali ini merupakan acara ke 3 dikarenakan selama 2 tahun kemarin vakum akibat adanya pandemi Covid-19.
Supriyadi membeberkan, acara ini adalah acara yang dinanti-nanti warga Woro. Sebab melalui acara tersebut warga setempat bisa menjual buah hasil panen mereka dan produk-produk olahan khas Desa penghasil buah duku dan durian ini.
“Meskipun momen satu tahun sekali, masyarakat Woro biar merasakan adanya perputaran ekonomi yang luar biasa di acara ini. Bahkan ini event yang sangat amat dinantikan,” kata dia.
Dirinya berharap, acara seperti Moroworo ini dapat dibranding menjadi pasar rakyat yang ada setiap harinya. Sehingga ada lokasi khusus untuk warga Woro menjual hasil perkebunan atau produk olahan mereka.
Bekas Bukit Curam, Kalisuru Kumbo Rembang Jadi Destinasi Wisata
“Jadi biar masyarakat Woro tidak jauh-jauh menjual (buah dan produk olahan), tapi biar pembeli yang datang kesini langsung,” ucapnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Rembang Mochamad Hanies Cholil Barro’ dalam kesempatan itu mengapresiasi terselenggarakannya Festival Moroworo 3. Menurutnya, melalui cara tersebut potensi Desa woro utamanya hasil perkebunan seperti buah duku dan duriannya dapat semakin terangkat.
Selain hasil perkebunan yang melimpah, lanjut Wabup Hanies, Desa Woro juga memiliki panorama perbukitan yang sangat indah. Jika benar-benar dikelola dengan baik, Desa Woro bakal memiliki kekuatan ekonomi yang luar biasa dari segi wisata dan kuliner.
“Jika kekuatan (potensi) ini bisa kita konversi menjadi kekuatan ekonomi, ini akan menjadi sangat luar biasa. Mulai dari pariwisata, semuanya bisa kita konversi menjadi kekuatan ekonomi. Jadi kira-kira kedepan sudah tidak lagi Desa Woro masuk dalam daftar kemiskinan ekstrim,” tuturnya.
Dirinya berharap, pemerintah Desa setempat agar lebih serius lagi dalam menggarap potensi yang cukup besar Desa Woro. Pemkab melalui Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Rembang akan membantu dalam hal mempromosikan kegiatan tersebut. (Lingkar Network | R. Teguh Wibowo – Koran Lingkar)