Kasus HIV/AIDS di Kota Pekalongan Meningkat Jadi 152 Kasus pada 2023

BERI KETERANGAN: Epidemiolog Kesehatan Muda di Dinkes Kota Pekalongan, Opik Taufik saat diwawancarai di kantornya, Kamis, 7 Maret 2024. (Arif Prayoga/Lingkarjateng.id)

BERI KETERANGAN: Epidemiolog Kesehatan Muda di Dinkes Kota Pekalongan, Opik Taufik saat diwawancarai di kantornya, Kamis, 7 Maret 2024. (Arif Prayoga/Lingkarjateng.id)

PEKALONGAN, Lingkarjateng.id – Kasus HIV/AIDS di Kota Pekalongan mengalami peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pada 2021 ada 112 kasus baru HIV/AIDS di Kota Pekalongan, jumlahnya meningkat menjadi 120 kasus baru di 2022, dan kembali mengalami kenaikan menjadi 152 kasus baru di 2023.

Epidemiolog Kesehatan Muda di Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pekalongan, Opik Taufik mengatakan peningkatan kasus HIV/AIDS di Kota Batik dari tahun ke tahun bagaikan fenomena gunung es. Pihak Dinkes terus melakukan upaya skrining pencarian kasus, dari sisi perilaku masyarakat.

”Untuk sisi pengobatan, dari 141 kasus yang ditemukan, 85 persen sudah minum obat,” ujar dia, Kamis, 7 Maret 2024.

Opik menambahkan, orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Kota Pekalongan berasal dari berbagai kalangan. Ada dari ibu rumah tangga, pengusaha, wiraswasta, dan ASN.

”Berdasarkan kasus yang ditemukan, 90 persen penularannya melalui hubungan seks. Baik laki-laki dengan perempuan, maupun laki-laki dengan laki-laki,” kata Opik.

Hal yang lebih mencengangkan, dari kasus di 2023 sebanyak 40 kasus HIV/AIDS terjadi karena hubungan seks laki-laki dengan laki-laki. Ini termasuk mengalami lonjakan yang signifikan.

”Untuk usia ODHA termuda di atas 15 tahun. Namun, ada juga ibu positif dan bayi positif HIV/AIDS,” jelas Opik.

Dari sisi pelayanan, 14 puskesmas di Kota Pekalongan siap melayani pengobatan HIV/AIDS. Sama halnya dengan 8 rumah sakit di Kota Pekalongan. Selain itu, Dinkes terus mengimbau masyarakat Kota Pekalongan untuk senantiasa menjaga perilaku hidup sehat dan tidak bergonta-ganti pasangan.

”Kami berupaya terus memperbarui kapasitas tenaga kesehatan melalui workshop farmasi, perawat, bidan, dan sebagainya,” terang Opik. (Lingkar Network | Arif Prayoga – Lingkarjateng.id)

Exit mobile version