PEKALONGAN, Lingkarjateng.id – Sebanyak 1.000 pelajar dari berbagai jenjang pendidikan di Kota Pekalongan menunjukkan antusiasme mereka dalam mengikuti “Gerakan Ayo Membaca”, sebuah inisiatif yang digelar sebagai bagian dari Festival Literasi 2024.
Acara tersebut diselenggarakan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan melalui Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Dinarpus) bersama Bunda Literasi Kota Pekalongan, Inggit Soraya, di Lapangan Mataram pada Kamis, 5 September 2024.
Pelajar dari jenjang SD, SMP, SMA, hingga mahasiswa turut serta dalam kegiatan tersebut. Mereka secara khusus membawa buku-buku dari rumah dan meluangkan waktu selama 15 menit untuk membaca. Selain pelajar, acara tersebut juga dihadiri oleh guru, pengelola perpustakaan, serta pegiat literasi di Kota Pekalongan.
Bunda Literasi Kota Pekalongan, Inggit Soraya, menyambut baik kampanye tersebut seraya menekankan pentingnya meningkatkan minat baca demi mendongkrak Indeks Pembangunan Literasi Manusia (IPLM) di kota setempat. Menurutnya, membaca adalah kunci untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang mampu bersaing di era globalisasi.
“Dengan membaca, kita bisa memperkaya pengetahuan, mengasah kecerdasan, serta mengembangkan diri. Selain itu, membaca juga menumbuhkan sikap kritis, kreatif, dan inovatif. Hal ini sangat penting agar generasi muda kita dapat menjadi SDM yang unggul,” ujar Inggit.
Ia menambahkan bahwa tingkat minat baca di Indonesia masih sangat rendah, hanya sekitar 0,001%. Artinya, dari setiap 1.000 orang, hanya satu orang yang gemar membaca.
“Ini sangat ironis. Melalui kampanye ini, kami berharap budaya gemar membaca di Kota Pekalongan dapat tumbuh dan semakin kuat.”
Salah satu peserta, Amora, siswa SD Negeri Kraton 1, mengungkapkan kegembiraannya mengikuti Festival Literasi 2024.
“Saya senang bisa ikut acara ini. Sejak kecil, orang tua saya sering membacakan dongeng sebelum tidur, dan sekarang saya sering meminjam buku di perpustakaan sekolah,” tuturnya.
Melalui “Gerakan Ayo Membaca” tersebut, Pemkot Pekalongan berharap dapat membangkitkan kecintaan terhadap buku, tidak hanya bagi pelajar, tetapi juga masyarakat secara luas. (Lingkar Network | Fahri Akbar – Lingkarjateng.id)