PEKALONGAN, Lingkarjateng.id – Mendengar nama Pekalongan pasti sebagian besar orang langsung memikirkan Kota Batik. Julukan tersebut memang sudah melekat. Namun pesona daerah Pekalongan tidak melulu soal batik melainkan ada juga kuliner tradisional yang wajib dicicipi.
Ada kue apem Kesesi yang merupakan kue tradisional dari Dukuh Bantul, Desa Kesesi, Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan.
Fakta menariknya, apem Kesesi dari Kabupaten Pekalongan ini lolos diajukan sebagai warisan budaya tak benda (WBTb) oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada Rabu, 21 Agustus 2024. Penetapan resmi Apem Kesesi sebagai WBTb dijadwalkan akan dilakukan pada Desember mendatang.
Lalu seperti apa, sih, apem Kesesi ini? Yuk kenali kue tradisional dari Kabbupaten Pekalongan ini.
Disebut apem Kesesi karena kue tradisional ini berasal dari Desa Kesesi yang berada di ujung barat Kabupaten Pekalongan. Apem Kesesi adalah kuliner tradisional yang dibuat dari bahan dasar tepung beras yang diuleni bersama gula aren atau gula Jawa. Oleh karena itu, apem Kesesi menjadi sangat khas dengan warnanya yang kecoklatan alih-alih putih sebagaimana kue apem pada umumnya.
Untuk membuat kue apem kesesi, adaonan tepung beras yang dicampur gula Jawa itu kemudian dicetak di atas daun pisang berbentuk lingkaran.
Di masyarakat Kabupaten Pekalongan, apem Kesesi dimasak dengan cara tradisional yakni dikukus menggunakan dandang khusus dan menggunakan tungku kayu.
Apem Kesesi mempunyai cita rasa manis legit dan gurih dengan tekstur lembut, serta memiliki aroma khas dari gula jawa dan daun pisang.
Terdapat dua macam apem Kesesi yang biasa ditemui, yakni original dan campuran irisan kelapa yang membuat rasa kue tradisional legendaris ini semakin gurih. Kadang ada pula penjual yang menambahkan parutan kelapa di atas kue apem ini.
Apem Kesesi sudah ada sejak sekitar tahun 1960 dan biasa disajikan dalam acara Haul Mbah Kiai Gendon. Artinya, kuliner ini telah menjadi bagian dari tradisi masyarakat selama lebih dari enam dekade.
Apem Kesesi tidak hanya disajikan pada acara khusus seperti acara hajatan, tetapi banyak masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari jualan apem Kesesi ini. (Lingkar Network | Fahri Alakbar – Lingkarjateng.id)