PATI, Lingkarjateng.id – Sejak digelontorkan program minyak goreng subsidi, masalah baru muncul. Minyak goreng satu harga jadi sulit ditemukan di pasaran. Kondisi minyak goreng langka ini, membuat mayoritas masyarakat resah. Akhirnya, terjadilah panic buying yang mengakibatkan kelangkaan minyak goreng di pasaran semakin menjadi-jadi.
Merespons keluhan masyarakat, Anggota Komisi B DPRD Pati, Narso melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah pasar modern dan pasar tradisional. Hasilnya, ditemukan fakta bahwa stok minyak goreng di pasaran memang tidak banyak. Sehingga untuk pembelian minyak goreng satu harga dibatasi.
“Dari sidak kemarin, kalau di pasar modern berjejaring ada stok, tapi memang tidak banyak. Sehingga pembelian dibatasi, khusus minyak goreng harga Rp14.000. Cuma kalau di pasar tradisional, memang agak sulit barangnya dan harganya juga tidak sesuai dengan harga standar dari pemerintah,” ungkap Narso ketika dihubungi usai sidak, pekan lalu.
Pantau Minyak Goreng Langka, Pemkab Rembang Sambangi 4 Distributor
Ia menghimbau warga Pati dalam kondisi ini tidak panic buying dan membeli seperlunya saja. Apalagi hingga melakukan penimbunan stok minyak goreng subsidi di rumah.
“Ini kalau masyarakat panik, menimbun di rumah atau membikin stok cadangan yang lebih banyak di rumah. Nah itu kan yang akhirnya, berapa pun digelontorkan operasi pasar tidak juga ada barangnya. Tetap ada kelangkaan,” jelasnya.
Anggota Fraksi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini juga berharap agar Pemkab Pati segera melakukan operasi pasar terkait kelangkaan minyak goreng sesuai dengan HET dari pemerintah.
Pemkab Grobogan Menindaklanjuti Kelangkaan Minyak Goreng
Sejak pemerintah pusat menetapkan HET minyak goreng tanggal 1 Februari 2022, dengan rincian: minyak goreng curah Rp11.500 per liter, minyak goreng kemasan sederhana Rp13.500 per liter, minyak goreng dengan kemasan premium Rp14.000 per liter, justru terjadi kelangkaan stok di pasaran.
Masyarakat pun mengeluhkan sulitnya mendapatkan minyak goreng subsidi. Rata-rata stok di pasaran yang tersisa hanyalah yang kualitas premium dengan harga yang relatif mahal.
Meski demikian, pihak DPRD Pati yakin pemerintah mampu segera mengambil tindakan untuk mengatasi kelangkaan minyak goreng ini. “Insya Allah pemerintah bisa mengatasi hal ini. Apa lagi kita ini kan penghasil Crude Palm Oil (CPO) terbesar di dunia,” pungkasnya. (Lingkar Network l Sifa – Lingkarjateng.id)