PATI, Lingkarjateng.id – Warga Sukolilo, Pati, mengalami dampak negatif atas viralnya kasus pengeroyokan bos rental di Desa Sumbersoko, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati.
Salah satu warga Desa Kedungwinong, Sukolilo, Pati, bernama Supriyanto, mengungkapkan, kedua anaknya yang sedang kuliah di luar kota menjadi bahan olok-olokan usai kasus pengeroyokan yang dilakukan warga Sumbersoko.
”Anak-anak kami di Semarang, di Surabaya dibully, dikatakan kampung maling,” ujar dia yang juga Ketua Paguyuban BPD Kecamatan Sukolilo ini.
Menurut Supriyanto, warga Kabupaten Pati merupakan warga yang cinta damai, berbeda dengan stigma negatif yang dilontarkan warganet.
”Pati cinta damai. Apalagi mayoritas petani. Kami sepakat yang melanggar hukum harus dihukum dengan seadil-adilnya. Tapi jangan desa-desa lain berimbas semuanya,” paparnya.
Ia berharap kepada Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi yang belum lama ini datang ke Sukolilo dapat membantu menghapus stigma negatif seperti kampung maling, kampung penadah, kampung bandit yang tertera di sejumlah titik di Google Maps.
”Saya berharap Polda menghapus maps kami. Ini sangat merugikan kami Sukolilo dan warga Kabupaten Pati. Kami masyarakat yang tak tahu apa-apa resah. Safe kami. Safe Sukolilo,” tandas dia.
Menanggapi hal itu, Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi menegaskan, pihaknya bakal menerjunkan tim siber untuk menghapus sebutkan negatif di google maps yang ditandai di Kecamatan Sukolilo. Ia juga memastikan dalam waktu dekat, nama-nama tersebut berubah seperti semula.
Menurutnya, Sukolilo tak pantas disebut sebagai kampung maling ataupun kampung penadah. Pasalnya, masih banyak masyarakat yang baik dan taat terhadap hukum.
”Saya ndak mau di sini dilabeli di maps kampung bla-bla, masyarakat bla-bla. Karena di Sukolilo masih banyak masyarakat yang taat hukum. Masih banyak yang baik,” pungkasnya. (Lingkar Network |Setyo Nurgoho – Lingkarjateng.id)