PATI, Lingkarjateng.id– Yayan selaku Manajer Perdagangan Koperasi Unit Desa (KUD) Bahagia, Kecamatan Gembong mengungkapkan telah terjadi gejala fanatisme terhadap produk Gula Trangkil di Kabupaten Pati. Hal ini membuat Gula Trangkil stoknya selalu menipis di pasaran ketika menjelang bulan Ramadan.
“Produksinya kemarin turun dan sekarang stok di gudang juga kurang dari 1.000 ton. Sedangkan, di Pati itu ada fanatisme pasar. Jadi, ketika orang yang sedang puasa dan ketika Lebaran tidak memakai Gula Trangkil atau tidak pakai gula TK itu tidak afdhol. Sampai seperti itu,” ungkapnya belum lama ini.
Meskipun begitu, pihaknya sejauh ini masih menjual Gula Trangkil dengan harga Rp13.100 per kilogram. Harga ini menurutnya masih berada di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh Pemerintah, yaitu Rp13.500 per kilogram.
Jelang Ramadan, Harga Komoditas Pangan di Rembang Naik
Sementara, terkait perkiraan akan terjadinya kelangkaan produk Gula Trangkil di bulan Ramadan dan Lebaran, pihaknya telah melakukan antisipasi dan ancang-ancang.
Dijelaskan bahwa, sebenarnya pihaknya menyediakan berbagai merk gula pasir. Namun, ia juga harus melihat pangsa pasar dalam menyediakan jenis komoditas tertentu. Saat ini pihaknya tengah menunggu giling dari pabrik PT. Kebon Agung yang ada di Malang untuk antisipasi adanya kelangkaan gula pasir.
“Kita itu sebenarnya menyediakan berbagai macam merk gula, hanya disesuaikan dengan pangsa pasar. Sekarang kita masih menunggu giling Kebon Agung. Jadi, pabriknya ada 2 yaitu di Trangkil dan di Malang. Mereka sudah dapat roll sugar itu kalau tidak salah 15 ton yang di Malang. Rencananya Maret ini. Nah, kita lihat kondisi pasar dulu kalau hasil giling rolling-nya bagus dan bisa diterima di pasar sini, kita otomatis substitusi untuk mengganti stok yang habis,” pungkasnya. (Lingkar Network | Ika Tamara Dewi – Koran Lingkar)