PATI, Lingkarjateng.id – Melambungnya harga minyak goreng kemasan membuat sebagian besar masyarakat beralih ke minyak goreng curah, terutama pelaku UMKM. Akan tetapi tidak semua toko atau warung menjual minyak goreng murah ini. Di Toko Kaffah, Desa Kranggan, Kelurahan Pati Kidul, Pati, masyarakat bisa membeli minyak goreng curah dengan harga murah. Seperti pagi ini, Sabtu (2/4) terlihat antrean masyarakat yang ingin membeli minyak goreng curah.
Salah seorang pembeli mengatakan, sudah mengantre sejak jam 06.00 pagi dengan cara berbaris sesuai nomor kupon yang diberikan penjual. Harga minyak curah yang cukup murah membuat ia rela mengantre berjam-jam demi mendapatkan minyak goreng yang sekarang harganya melambung tinggi.
“Kalau mau beli minyak goreng di sini harus antre dulu, Mas. Paling enggak jam 6 pagi. Saya saja baru jam 9 ini dapat giliran. Nanti pembeli dikasih nomor antrean, sandal dijejer di depan toko sesuai dengan nomor antre dan tidak boleh ditinggal, harus ada yang jaga,” kata seorang pembeli yang tidak mau disebutkan namanya.
Warga Pati Antusias Serbu Minyak Goreng Murah
Dirinya mengaku setiap pembeli dibatasi untuk membeli minyak goreng curah sebanyak 10 liter saja dengan harga Rp18.000 per liternya. Harga ini mengalami kenaikan dari sebelumnya yang hanya Rp15.000 per liternya.
“Hanya bisa beli 10 liter saja, dibatasi jadi tidak bisa beli banyak-banyak. Ini saja dapat harga Rp180 ribu untuk 10 liter, beda dengan harga kemarin masih Rp15.000 per liternya,” akunya.
Pembatasan ini bukan tanpa alasan. Sebab, meski jumlah kuota minyak goreng di toko per hari mencapai 10 ribu liter, jumlah tersebut langsung habis dalam 1-2 hari.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh salah satu karyawan toko yang tidak mau disebutkan namanya.
Minyak Goreng Murah Tidak Ditemukan di Pasar Tradisional Pati
“Untuk jumlah minyak goreng tiap kali datang sebanyak 10.000 liter, itu pun langsung habis dalam 1-2 hari. Kami sebenarnya minta distributor untuk mengirim setiap hari, tapi kuotanya tidak mencukupi. Jadi tiap kali datang langsung kita jual,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa setiap pembeli harus menyetorkan fotokopi KTP, nomor telepon, dan juga alasan membeli minyak goreng untuk menghindari penimbunan. Penjualan dilakukan setiap hari, akan tetapi waktu penjualan dibatasi pagi hingga siang, sekitar 11.30 WIB.
“Setiap pembeli kita wajibkan untuk setor fotokopi KTP disertai nomor HP dan juga alasan membeli minyak. Hal ini adalah permintaan distributor untuk menghindari terjadinya penimbunan minyak,” tambahnya.
Berdasarkan pantauan di lokasi pukul 9 pagi, antrean pembeli sudah terurai dan hanya beberapa warga yang masih mengantre untuk mendapatkan minyak goreng. Berbeda pada pukul 6 pagi tadi yang masih berjubel antrean, bahkan sandal pun ikut mengantre demi mendapat minyak goreng curah. (Lingkar Network | Arif Febriyanto – Lingkarjateng.id)