KUDUS, Lingkarjateng.id – Usai mediasi masalah penembokan akses jalan rumah warga Desa Mejobo, Kecamatan Mejobo, Kudus, Sutikah masih menginginkan mediasi ulang yang bisa membawanya kembali ke rumah. Saat ini, Sutikah terpaksa mengungsi dan tinggal sementara di rumah saudaranya.
“Karena ‘kan dulu waktu mediasi pertama sudah diputuskan saya tidak boleh melewati jalan itu lagi, dan sudah ada perjanjiannya. Sekarang kalau pihak sana kembali membuka akses jalan, maka saya berharap ada mediasi lagi beserta tandatangan surat perjanjian seperti yang kemarin terjadi,” pintanya.
Hal ini menurutnya penting supaya terjadi kejelasan antara kedua belah pihak dan ke depannya tidak terjadi perselisihan yang berulang.
Terlibat Cekcok, Akses Rumah Warga Mejobo Kudus Ditutup Tembok Tetangganya
Janda 55 tahun ini mengaku, dirinya sebenarnya tak terbersit keinginan untuk pindah dari rumah tersebut. Lantaran rumah tersebut merupakan peninggalan orang tuanya. Akan tetapi, keinginan Sunarsih untuk menutup akses jalan keluar masuk rumahnya sudah bulat.
“Sejujurnya saya juga tidak ingin meninggalkan rumah tersebut. Akan tetapi, kalau sudah ditembok seperti itu, saya juga tidak bisa berbuat apa-apa, selain pasrah,” ungkapnya dengan ekspresi sedih.
Tak sendirian, Sutikah terpaksa mengungsi sementara ke rumah kerabatnya bersama cucunya.
Pemdes Mejobo Kudus Angkat Bicara terkait Penembokan Akses Rumah Warga
“Sudah empat harian saya tinggal di sini bersama cucu saya. Sedangkan kedua anak saya bekerja di luar kota,” tuturnya.
Rencananya ia akan membeli rumah untuk hunian tetap. Ia sendiri memiliki uang pensiun. Akan tetapi, uang pensiun yang diterima setiap bulan tidaklah seberapa.
“Saya masih ada sisa uang pensiun, tapi memang jumlahnya tidak seberapa. Dari uang tersebut saya berencana membeli rumah. Namun, saat ini uangnya belum mencukupi,” ungkapnya.
Sedangkan, rumahnya yang lama sudah ada yang menawar. Akan tetapi, dengan harga yang terlalu rendah sehingga ia enggan melepasnya. Dari pantauan Lingkarjateng.id di lokasi, hingga saat ini akses menuju rumah Sutikah masih dibuka, meski hanya seluas satu daun pintu dan cukup untuk keluar masuk satu orang saja. (Lingkar Network | Falaasifah – Lingkarjateng.id)