Operasi Pasar Minyak Goreng di Kendal Dinodai Aksi Borong Pedagang hingga 0,55 Ton

MENGANTRE: Operasi pasar minyak goreng curah di Pasar Kaliwungu. (Unggul Priambodo/Lingkarjateng.id)

MENGANTRE: Operasi pasar minyak goreng curah di Pasar Kaliwungu. (Unggul Priambodo/Lingkarjateng.id)

KENDAL, Lingkarjateng.id – Operasi pasar yang digelar untuk para pedagang yang dilaksanakan oleh Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Dindagkop UKM) Kabupaten Kendal, diduga ada permainan. Pasalnya, saat operasi yang digelar di Pasar Kaliwungu ada pedagang yang memborong minyak goreng jenis curah hingga 550 kg.

Hal ini jelas diprotes para pedagang yang lain, karena sudah disepakati setiap pedagang hanya membeli maksimum 50 kg minyak goreng. Operasi pasar yang seharusnya diperuntukkan masyarakat malah seakan menimbun karena memborong dalam jumlah yang besar, di tengah harga migor yang tinggi dan langka di pasaran.

Agus, pedagang yang membeli 550 kg minyak goreng mengaku, dirinya mempunyai 11 kios. Karena menyesuaikan jumlahnya Agus membeli migor sebanyak 550 dengan harga Rp 10.800 per kilogramnya.

Warga Kaliwungu Kendal Antusias Serbu Minyak Goreng Curah

“Saya ada 11 kios di Pasar Kaliwungu, karena persatunya 50 kg jadi dapat 550 kg, saya daftarkan semuanya ke sebelas kios tersebut,” ujar Agus.

Tuti bersama pedagang lain sangat menyayangkan kejadian tersebut. Pembelian melebihi kesepakatan diperbolehkan oleh Dindagkop UKM padahal sudah ada kesepakatan sebelumnya. 

“Saya mematuhi peraturan dan kesepakatan, kalau diharuskan membeli 50 kg ya jangan lebih, saya punya tiga kios tapi tetap daftarkan satu untuk kepentingan bersama,” ujar Tuti.

Sementara itu, Suryani yang mempunyai 12 kios juga hanya mendaftarkan satu untuk pembelian 50 kg. “Ini tidak adil, saya punya 12 kios saja didaftarkan hanya satu, tapi ada yang punya 11 kios didaftarkan semua,” ujar Suryani.

Pedagang di Rembang Terpaksa Kulak Minyak Goreng Bundling

Sementara itu Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM, Ferinando RAD Bonay mengatakan, jika sebelum operasi pasar sudah ada pendataan terlebih dahulu. Namun demikian, banyak pedagang yang tidak memiliki jeriken sehingga banyak yang tidak membeli minyak goreng curah.

Ferinando juga menegaskan, tidak ada permainan dalam operasi pasar yang belum lama ini dilaksanakan. Hanya saja minat membeli minyak goreng curah memang sedikit karena kebanyakan tidak siap dengan jerikennya. Selain itu, juga banyak yang sebelumnya sudah membeli minyak goreng kemasan.

“Kami harus menghabiskan satu tangki minyak goreng dalam satu hari operasi pasar. Untuk kegiatan di Pasar Kaliwungu masih sisa sehingga harus pindah ke pasar lain agar habis,” ujar Ferinando pada Minggu (13/3). (Lingkar Network | Unggul Priambodo – Koran Lingkar)

Exit mobile version