KENDAL, Lingkarjateng.id – Cuaca ekstrem dan curah hujan tinggi diprediksi mulai terjadi pada November 2024 hingga Februari 2025 di Kabupaten Kendal. Kondisi tersebut dapat memicu berbagai bencana alam seperti banjir, tanah longsor, pohon tumbang dan lain sebagainya sehingga seluruh stakeholder dan masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan.
Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kendal, Untung Tripuji, mengatakan langkah awal yang perlu dilakukan dan paling penting dalam menghadapi bencana akibat curah hujan tinggi dapat meningkatkan kewaspadaan sejak dini.
“Apalagi musim hujan, pucak hujan dari bulan November sampai Februari intensitas hujan tinggi. Jadi langkah antisipasi kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana harus disiapkan,” tuturnya.
Untung menjelaskan, Pemerintah Kabupaten Kendal telah melakukan berbagai upaya dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi diantaranya menggelar rapat koordinasi dengan organisasi perangkat daerah (OPD)dan stakeholder terkait hingga memberikan sosialisasi kepada warga di daerah rawan bencana.
“Kita laksanakan rapat koordinasi dengan OPD lain termasuk peralatan yang telah dipunyai masing-masing OPD untuk menghadapi bencana hidrometeorologi. Kami juga telah melakukan sosialisasi di daerah-daerah yang rawan bencana banjir maupun tanah longsor. Kami berikan apresiasi kepada masyarakat untuk selalu siap siaga dalam menghadapi bencana,” jelasnya.
Dia menuturkan bahwa penanganan bencana tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah saja, tetapi harus ada sinergitas dari OPD, lintas sectoral, dan seluruh elemen masyarakat.
“Tujuannya adalah agar ada harmonisasi kebijakan antara OPD, lintas sektiral dan masyarakat bisa terjalin. Karena bencana itu tidak bisa hanya ditangani oleh pemerintah saja tapi juga masyarakat itu sendiri, semuanya harus sinergi,” pungkasnya. (Lingkar Network | Arvian Maulana – Lingkarjateng.id)