KENDAL, Lingkarjateng.id – Komite Ekonomi Kreatif (Koekraf) Kendal sudah mempunyai surat keputusan dan menunggu untuk dikukuhkan. Ke depan, Koekraf ini akan menjadi penunjang yang sangat penting dalam pencapaian visi dan misi kepala daerah Kendal.
“Sesuai dengan visi misi bahwa ekonomi kreatif masuk di dalamnya. Dengan demikian Koekraf ini menjadi faktor penting mencapai visi misi kepala daerah di Kendal,” jelas Plt Kepala Baperlitbang Kendal M Yusuf Arianto pada Jumat (25/3).
Oleh karenanya, perlu segera menguatkan lembaga dan harapannya bisa aktif dan menyinkronkan pelaksana di Kendal.
“Ini menjadi semangat baru dan mewujudkan ekonomi kreatif di Kendal. Dengan demikian, akan mendorong perekonomian yang ada di Kendal yang searah dan sejalan dengan program pemerintah daerah,” lanjutnya.
Pemkab Kendal Atur Strategi Hadapi Omicron
Koekraf juga diharapkan menjadi lembaga yang solid dan punya kemampuan dan kemauan bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kendal dalam mewujudkan ekonomi kreatif yang maju dan bermanfaat bagi masyarakat Kendal.
Sementara itu, Supomo dari Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Provinsi Jawa Tengah mengatakan, kreatif adalah kemampuan yang ada pada individu atau kelompok untuk melakukan terobosan dalam memecahkan masalah dengan cara yang berbeda.
“Kreatif dapat menciptakan hal-hal baru yang berbeda dari sesuatu yang sudah ada sebelumnya. Ciri orang kreatif sering berimajinasi, menyukai tantangan, mudah beradaptasi, mudah merasa bosan dan berpikir di luar otak,” ujar Supomo.
Kreativitas muncul yang sebelumnya ada dan memberikan karakter yang baru pada sesuatu yang ada. Ada sebanyak 21 kota kreatif di Indonesia 8 diantaranya di Jawa Tengah yakni Kota Surakarta, Kota Semarang, Kabupaten Rembang, Kota Salatiga, Kota Pekalongan, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Wonosobo.
40 Persen Pantai Terdampak Abrasi, Pemkab Kendal Gencarkan Tanam Mangrove
“Lah Kendal diminta menilai diri sendiri untuk menuju kota kreatif. Tidak hanya itu, Koekraf di setiap kota kabupaten untuk menyatukan visi dan misi, media komunikasi dan mediasi, mengembangkan program, membangun jaringan, sebagai mitra dan menyampaikan laporan,” imbuhnya.
Sedangkan Bambang Supradono mewakili Komite Ekonomi Kreatif Jawa Tengah menjelaskan ekonomi kreatif perwujudan nilai tambah dari kekayaan intelektual yang bersumber dari kreativitas.
“Data BPS (Badan Pusat Statistik) Jawa Tengah ada 1.410.155 pelaku ekonomi kreatif dan sebaran pelaku ekonomi kreatif ada 4.094,” ujar Bambang. (Lingkar Network | Unggul Priambodo – Koran Lingkar)