Stop Bullying! Gus Haiz Dorong Guru Ciptakan Sekolah yang Ramah Bagi Siswa

JALAN SEHAT: Ketua DPRD Jepara Haizul Ma'arif (tengah) saat mengikuti jalan sehat peringatan HUT ke-78 PGRI dan HGN pada Sabtu, 14 Oktober 2023. (Muslichul Basid/Lingkarjateng.id)

JALAN SEHAT: Ketua DPRD Jepara Haizul Ma'arif (tengah) saat mengikuti jalan sehat peringatan HUT ke-78 PGRI dan HGN pada Sabtu, 14 Oktober 2023. (Muslichul Basid/Lingkarjateng.id)

JEPARA, Lingkarjateng.idKetua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Jepara, Haizul Ma’arif, meminta seluruh komponen baik orang tua, guru, dan lingkungan masyarakat ikut terlibat untuk mencegah bullying atau perundungan.  

Hal itu disampaikan Gus Haiz, sapaan karib Ketua DPRD Jepara, mengingat akhir-akhir ini kasus perundungan di lingkungan sekolah marak terjadi. Bahkan yang membuat prihatin, terdapat kasus perundungan yang sampai menimbulkan korban jiwa dan cacat permanen bagi korban.

“Perundungan adalah suatu sikap yang tidak dibenarkan di lingkungan mana pun, khususnya di lingkungan sekolah. Baik itu perundungan yang bersifat verbal maupun non verbal,” ujar Gus Haiz usai menghadari Hari Ulang Tahun Persatuan Guru Indonesia (PGRI) ke -78 dan Hari Guru Nasional (HGN) pada Sabtu, 14 Oktober 2023.

Guna mencegah kasus-kasus perundungan di masa depan, Gus Haiz menilai perlunya penguatan karakter generasi muda. Sebab menurutnya era digital dapat menggerus karakter dan budi pekerti generasi bangsa yang unggul.

“Anak-anak ini sedang mencari jati dirinya. Sementara pengaruh di lingkungan mereka sangat kompleks. Oleh karena itu, sangat penting memberikan edukasi dan sosialiasi STOP Bulliying kepada siswa dan juga orang tua,” terangnya.

Gus Haiz menambahkan, tema Transformasi Guru, Wujudkan Indonesia Maju dan dalam lingkup lokal (PGRI Kabupaten Jepara red) Terus Melaju, Membangun Pendidikan untuk Jepara Maju pada HUT PGRI dan HGN kali ini diharapkan bisa menjadi pendorong untuk mewujudkan ekosistem pendidikan yang mampu menghasilkan murid-murid berkompetensi global dan berkarakter Pancasila.

“Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela pernah mengatakan, pendidikan adalah senjata paling mematikan di dunia karena dengan pendidikan, kamu dapat mengubah dunia. Karena itu, sekolah sebagai pilar utama pendidikan anak seharusnya menjadi tempat yang bebas dari kekerasan agar anak-anak justru tidak belajar tentang kekerasan dari sekolah,” bebernya.

Untuk itu, Gus Haiz mendorong agar seluruh komponen masyarakat mulai dari guru, orang tua dan lingkungan harus terlibat dalam pencegahan kasus perundungan di lingkungan sekolah. Hakikatnya sekolah harus menjadi lingkungan yang ramah bagi tumbuh kembang anak dan setiap orang memiliki tanggung jawab moral untuk mencegah tindakan kekerasan tersebut. (Lingkar Network | Muslichul Basid – Koran Lingkar)

Exit mobile version