Peternak di Jepara Curhat Tak Ikut Nikmati Untung saat Harga Daging Ayam Naik

BETERNAK: Peternak ayam sedang memberi makan ribuan ayam miliknya di kandang belum lama ini. (Muhammad Aminudin/Lingkarjateng.id)

BETERNAK: Peternak ayam sedang memberi makan ribuan ayam miliknya di kandang belum lama ini. (Muhammad Aminudin/Lingkarjateng.id)

JEPARA, Lingkarjateng.id – Harga ayam di pasar sedang mengalami kenaikan pada bulan Ramadhan ini. Namun, hal tersebut tidak dirasakan oleh peternak ayam secara menyeluruh. 

Menurut salah satu pengelola kandang peternakan ayam di Desa Bakalan, Kecamatan Kalinyamatan, Kabupaten Jepara, Rofiq, pihaknya tidak ikut merasakan manisnya kenaikan daging ayam yang terjadi di pasar saat ini. Pasalnya, ia sudah bermitra dengan PT. Ganesha Indonesia, sehingga harga sudah ditentukan saat perjanjian kerja sama dengan pihak tersebut. 

“Dalam perjanjian kemitraan tersebut sudah termasuk DOC (Day Old Chick) atau anak ayam yang berumur satu hari, pakan ayam, serta obat-obatan untuk keperluan ayam itu sudah diatur oleh Mitra tadi,” katanya.

Ia menambahkan bahwa pihaknya hanya menyediakan tempat untuk ternak ayam dan juga tenaga untuk perawatan, baik dari memberi makan dan minum, hingga menjaga kandang ayam tetap kondusif.

“Jika dalam perjanjian harga ayam hidup di kandang Rp 16 ribu perkilo, sedangkan di pasar Rp 25-26 ribu perkilo, maka kami tetap ikut yang Rp 16 ribu per kilo,” jelasnya.

Ia menambahkan, untuk harga pakan ayam pun demikian, seperti harga dagingnya. Ia mengacu pada harga yang tertera dalam kesepakatan perjanjian kemitraan dengan PT. Ganesha Indonesia tadi. Maka dari itu, jika harga pakan ayam di pasar mengalami kenaikan, hal itu tidak mempengaruhinya.

Untuk saat ini, harga pakan ayam dalam kontrak itu Rp 8.700 perkilo untuk jenis pakan Broiler I Starter. Dan untuk jenis pakan Broiler II Finisher dengan harga Rp 8500 perkilo.

“Saat panen kami memperoleh hasil sekitar Rp 12 jutaan setelah dikurangi biaya pakan ayam, DOC serta obat-obatan yang dibutuhkan selama masa pemeliharaan, untuk sekali panen dalam setiap periode,” jelasnya.

Ia mengaku mulai menggeluti bisnis peternakan semenjak tahun 2013. Ia menjelaskan selama menggeluti peternakan ayam ini, yang menjadi kendala adalah cuaca, termasuk musim penghujan seperti sekarang ini. (Lingkar Network | Muhammad Aminudin – Lingkarjateng.id)

Exit mobile version