Gus Haiz Sebut Tangani Stunting, AKI dan AKB Perlu Jalin Kolaborasi

Gus Haiz Sebut Tangani Stunting AKI dan AKB Perlu Jalin Kolaborasi

DISKUSI: Ketua DPRD Kabupaten Jepara Haizul Ma’arif dalam Dialog Interaktif Jaring Asmara di Radio Kartini. (Tomi Budianto/Lingkarjateng.id)

JEPARA, Lingkarjateng.id – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Jepara, Haizul Ma’arif yang akrab disapa Gus Haiz menyampaikan, untuk mengatasi permasalahan kematian ibu dan bayi serta stunting dibutuhkan sinergi dan kerja sama dari seluruh lintas sektor atau kolaborasi pentahelix (pemerintah, masyarakat, akademisi, pelaku usaha, dan media).

“Bagi saya, sebagaimana budaya gotong royong pada masyarakat Indonesia, ini perlu adanya pengoptimalan dalam upaya percepatan penurunan kematian ibu dan bayi juga stunting bersama dengan stakeholder dan organisasi perangkat daerah (OPD) teknis lainnya maupun masyarakat,” kata Gus Haiz dalam Dialog Interaktif Jaring Asmara di Radio Kartini dengan tema “Strategi Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Jepara” di Radio Kartini, Jepara, pada Rabu, 20 September 2023.

Dalam rangka menyiapkan generasi emas, menurut Gus Haiz, harus dipersiapkan mulai dari kelahiran anak dan ibu yang sehat. Untuk mewujudkan hal itu, diperlukan fasilitas kesehatan dan pendampingan bagi ibu hamil.

“Jadi akses pelayanan kesehatan ini dapat diartikan sebagai suatu bentuk pelayanan kesehatan dengan berbagai macam jenis pelayanannya yang dijangkau oleh masyarakat,” ujarnya.

Gus Haiz menyebut, ada tiga faktor untuk menunjang terwujudnya generasi emas bebas dari stunting yaitu penyedia layanan kesehatan, pendidikan, dan status sosial ekonomi masyarakat.

Lebih lanjut, Gus Haiz menjelaskan tujuan program kesehatan ibu dan anak (KIA) adalah untuk mencapai kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal bagi ibu dan keluarganya. Di samping itu, juga meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang yang optimal.

“Jadi itu prinsipnya, sehingga jika ada beberapa masalah dan tantangan di antaranya adalah masih tingginya disparitas tingkat sosial ekonomi golongan kaya dan miskin, antarkawasan, antarperkotaan dan pedesaan. Inilah beberapa faktor yang harus kita antisipasi,” tegasnya. (Lingkar Network | Tomi Budianto – Koran Lingkar)

Exit mobile version