Gus Haiz Minta Pj Bupati Jepara Lakukan Pengadaan Truk Tangki untuk BPBD

Ketua DPRD Jepara Haizul Ma’arif. (Tomi Budianto/Lingkarjateng.id)

Ketua DPRD Jepara Haizul Ma’arif. (Tomi Budianto/Lingkarjateng.id)

JEPARA, Lingkarjateng.id Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Jepara Haizul Ma’arif mendesak Penjabat (Pj) Bupati Jepara untuk mengadakan truk tangki Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk pendistribusian air bagi warga yang terdampak kekeringan di musim kemarau.

“Kalau belum punya harus kita adakan. Padahal setiap tahun kita pengadaan mobil untuk pejabat terus. Ini yang untuk kegiatan sosial malah terabaikan. Tolong pak Pj Bupati bisa menindaklanjuti hal ini,” tegas Gus Haiz sapaan akrabnya saat dihubungi di Jepara, baru-baru ini.

Tercatat, sejak 14 Agustus 2023 hingga 30 November 2023, jumlah air yang sudah didistribusikan BPBD Jepara sebanyak 1.000 tangki atau 5.006.000 liter. Terdiri dari dana APBD 3.457.000 liter dan CSR 1.549.000 liter. Setidaknya masih terdapat sebanyak 9.147 KK atau 28.585 jiwa yang terdampak kekeringan per 30 November 2023.

Dalam pendistribusian air tersebut, BPBD Jepara menggunakan empat mobil hasil pinjaman dari BPBD Provinsi Jateng dan Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jateng.

28 Desa di Jepara Masih Krisis Air Meski Hujan Turun

Terkait kekeringan yang masih melanda 28 desa di Kabupaten Jepara saat ini, Gus Haiz mendorong Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara untuk menyusun solusi jangka pendek dan jangka panjang terkait masalah tersebut. Menurutnya, Pemkab Jepara dapat memanfaatkan anggaran BTT (belanja tidak terduga) dan anggaran penanggulangan bencana untuk menyelesaikan masalah kekeringan.

“Kalau jangka pendek, kebutuhan air pemerintah harus bisa mencukupinya. Pemerintah punya anggaran BTT sehingga bupati bisa untuk memanfaatkannya ke sana. Termasuk untuk penanggulangan bencana ‘kan juga ada. Itu bisa dimaksimalkan sehingga jangka pendek, kita bisa menyelesaikannya,” tutur Gus Haiz.

Kemudian, kata dia, untuk jangka panjangnya tentu harus ada reboisasi, penghijauan, dan pengelolaan sumur bor Pamsimas (Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat).

“Cuman untuk pengadaan sumur harus dikontrol sehingga tidak terlalu banyak sumur,” ujar Gus Haiz. (Lingkar Network | Tomi Budianto – Koran Lingkar)

Exit mobile version