SEMARANG, Lingkarjateng.id – Pada perayaan Imlek 2573, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi meminta kepada seluruh etnis saling bersinergi, menghormati dan saling gotong royong. Hendi sapaannya mengatakan, tidak ada istilah kelompok mayoritas maupun minoritas dalam hidup berdampingan di Indonesia khususnya di Kota Semarang.
“Dalam berbagai kesempatan, terutama di awal saya menjabat sebagai kepala daerah, saya mencoba sekali bahwa Semarang ini meskipun berbeda beda layaknya miniatur Indonesia kita harus mempunyai pemikiran yang sama bahwa kita ini satu keluarga besar warga negara Indonesia yang ada di kota Semarang,” ujar Hendrar Prihadi saat meresmikan 1.500 lampion di Pecinan Semarang.
Hendi menuturkan, kesederhanaan dalam merayakan hari besar Imlek dan berbagai aktivitas sosial yang dilakukan ini menjadi bukti, bahwa seluruh komponen masyarakat sudah satu hati dengan Pemerintah Kota Semarang.
Hendrar Prihadi Aktifkan Semarang Bridge Fountain Setiap Hari
Menurutnya, perbedaan merupakan suatu kekuatan bagi bangsa Indonesia khususnya Kota Semarang untuk menjadikan Semarang menjadi wilayah semakin baik dan hebat. “Saya inginnya semuanya nyengkuyung bareng karena secara jujur kami merasakan kalau kekuatan ini tidak bisa disatukan, tidak mungkin Semarang menjadi ciamik nggak mungkin Semarang bisa lebih hebat lagi,” ujar Hendi.
Hendi menambahkan, bahwa manusia itu ada positif dan negatifnya, sehingga dia meminta kepada warga Kota Semarang untuk saling mengisi dan saling menjaga keseimbangan. Melalui konsep gotong royong dan bergerak bersama, kata Hendi, akan membuat Kota Semarang lebih baik lagi sehingga masyarakat akan hidup berdampingan secara damai.
Begitupun dalam Imlek kali ini, Hendi sangat mengapresiasi perayaan Imlek yang digelar secara sederhana. Pasalnya kali ini, Hendi meresmikan sebanyak 1.500 lampion yang dipasang di Gerbang Pecinan .
Hendrar Prihadi Minta PKK Harus Terlibat Mengatasi Stunting
Makna pemasangan lampion ini, kata Hendi, sebagai lambang optimisme untuk meraih kesuksesan pada Imlek 2573. Tak hanya mengapresiasi perayaan tahun baru Imlek yang dilaksanakan secara sederhana, Hendi juga memuji kepedulian warga Tionghoa yang mendermakan sebagian rezekinya untuk membantu warga yang tidak mampu.
“Porinti (Perserikatan Organisasi Indonesia Tionghoa, Red) sudah melakukan itu, ada kegiatan charity (kegiatan amal, Red), baksos (bakti sosial, Red), donor darah dan bantuan-bantuan seperti beberapa waktu lalu di Pemkot diberi bantuan 3 ton kue keranjang,” terang Hendi.
Sementara itu, Ketua Porinti Semarang, Setiawan Santoso menyampaikan, jika dalam perayaan Imlek 2022 kali ini, warga Tionghoa merayakannya secara sederhana saja. “Tidak perlu mewah-mewah. Jangan pamer dan foya-foya. Kemudian lampion ini menerangi jalan semua orang untuk menuju masa depan yang baik dan cemerlang,” ungkapnya. (Lingkar Network | Adimungkas – Koran Lingkar)