Ketua Komisi C DPRD Jepara Nur Hidayat Harap Masalah ATS Rampung Tahun Ini

DPRD Jepara Nur Hidayat

Ketua Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Jepara, Nur Hidayat. (Tomi Budianto/Lingkarjateng.id)

JEPARA, Lingkarjateng.id – Ketua Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DRPD) Kabupaten Jepara, Nur Hidayat, berharap permasalahan Anak Tidak Sekolah di Kabupaten Jepara dapat selesai tahun ini, terutama anak-anak disabilitas berat yang belum terakomodir.

“Harapan kami bisa tuntas tahun ini. Dari program-program yang lainnya alhamdulillah sudah tuntas, seperti regrouping sekolah, tenaga pendidikan, dan kepala sekolah. Namun untuk masalah ATS ini memang belum terselesaikan, terutama anak-anak disabilitas berat yang masih banyak belum terakomodir,” ucap anggota DPRD Jepara itu.

Oleh karena itu, Nur Hidayat pun meminta stakeholder terkait bisa memfasilitasi anak-anak disabilitas berat yang tidak bisa keluar rumah melalui daring sehingga anak-anak tersebut dapat mengikuti pembelajaran.

“Bisa juga melalui PKBM, kejar paket, atau yang lainnya. Dan kami minta untuk gratis semuanya,” imbuhnya.

Diketahui, sebanyak 4.207 anak tidak sekolah (ATS) di Kabupaten Jepara telah kembali ke bangku pendidikan. Maka dari itu, Nur Hidayat meminta jumlah ATS tidak bertambah.

Selain itu, ia berharap para pendidik mampu menghadirkan proses pembelajaran yang menyenangkan agar terus memicu hasrat anak bersekolah.

“Tenaga pendidik saya harap terus meningkatkan kompetensi dan berproses dalam pengembangan diri,” katanya.

Lebih lanjut, Nur Hidayat mengungkapkan bahwa ada beberapa faktor penyebab anak putus sekolah, antara lain ekonomi dan fasilitas pendidikan, serta faktor sosial budaya.

Menurutnya, dalam menyelesaikan masalah ATS tidak cukup dengan ditangani pemerintah saja, melainkan dibutuhkan juga peran serta dukungan masyarakat.

“Kalau ATS itu faktornya adalah ekonomi, mudah mengembalikan ke sekolah. Tapi kalau faktor lain, perlu treatment khusus. Karena itulah, datanya nanti jangan hanya angka, tapi harus ada data pemilah faktor penyebabnya, yang nantinya digunakan untuk menentukan pendekatan yang harus diberikan dalam mengembalikan anak ke bangku pendidikan,” terangnya. (Lingkar Network | Tomi Budianto – Lingkarjateng.id)

Exit mobile version