Gus Yasin Apresiasi Gerakkan Lubang Resapan di Ponpes

Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen saat menghadiri Pelantikan Pengurus Santri Gayeng Nusantara Kabupaten Tegal

ISTIMEWA, KHIDMAT: Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen saat menghadiri Pelantikan Pengurus Santri Gayeng Nusantara Kabupaten Tegal, Kota Tegal dan Kabupaten Brebes di Pendapa Kabupaten Tegal, Minggu (24/10).

Lingkarjaterng.id | TEGAL – Wakil Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Taj Yasin Maimoen mengapresiasi inisiasi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tegal yang mulai menggerakkan pondok pesantren (Ponpes) untuk membuat lubang-lubang resapan di lingkungan Ponpes. Hal itu disampaikan Taj Yasin saat menghadiri Pelantikan Pengurus Santri Gayeng Nusantara Kabupaten Tegal, Kota Tegal dan Kabupaten Brebes di Pendapa Kabupaten Tegal, Minggu (24/10). 

Gus Yasin, sapaan karib Taj Yasin menuturkan, kegiatan menggerakkan pembuatan lubang resapan itu mengingatkannya kepada ayahnya, Alm KH Maimoen Zubair.

Wagub mengisahkan, pada 1999, KH Maimoen Zubair banyak membuat lubang resapan di sekitar pondok pesantren di Kecamatan Sarang Kabupaten Rembang. Dia berharap, langkah ini bisa ditiru agar air tidak langsung terbuang ke laut, tetapi bisa meresap ke dalam pori-pori tanah lebih maksimal.

“Saya senang dengan Ibu Bupati Tegal yang menginisiasi Kabupaten Tegal terhindar dari sampah. Beliau juga mendorong para santri untuk memilah sampahnya, yang organik dan anorganik. Juga membuat resapan-resapan,” tuturnya.

Gus Yasin menambahkan, dirinya juga  berharap warga pondok pesantren juga didorong memproduksi kompos. Menurutnya, santri sudah seharusnya menjadi bagian yang harus menjadi contoh dan teladan terlebih dahulu. 

Gerakan ini harus segera dilakukan. Pasalnya, saat ini, intensitas hujan sudah mulai tinggi dan BMKG sudah menginformasikan adanya ancaman La Nina.

“Ketika nanti di bulan November, intensitas turun hujan banyak, itu tidak menutup kemungkinan ada longsor. Ini perlu diantisipasi semua elemen masyarakat. Salah satunya adalah santri yang jumlahnya tidak sedikit di Jateng. Dan salah satunya Santri Gayeng Nusantara,” urainya.

Santri Gayeng Nusantara, lanjut Gus Yasin, mesti siap menjadi komunitas yang memberikan kontribusi positif bagi bangsa, termasuk dalam penanggulangan bencana. Mereka bisa berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat provinsi maupun kabupaten/ kota.

“Mereka harus siap, berkoordinasi dengan BPBD, baik BPBD kabupaten/kota, maupun provinsi untuk menanggulangi dan menginformasikan bencana-bencana tersebut, juga gerakan sosialnya,” tandasnya.Wagub Yasin menambahkan, gerakan menanam pohon perlu pula lebih digalakkan. Dia menyayangkan, meskipun bibit pohon sudah disediakan pemerintah, namun pelaku gerakan menanam pohon masih kurang. (Lingkar News Network | Koran Lingkar Jateng)

Exit mobile version