SEMARANG, Lingkarjateng.id – Penjabat (Pj.) Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Nana Sudjana, memerintahkan instansi terkait untuk memperketat pengawasan pergerakan hewan ternak guna mencegah penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) yang terus meningkat.
“Kita perlu meningkatkan pengawasan di perbatasan, baik antara provinsi, seperti perlintasan dengan Jawa Timur, maupun antarkabupaten di Jawa Tengah,” ujar Nana pada Senin, 13 Januari 2025.
Nana juga menekankan pentingnya pemeriksaan kondisi kesehatan sapi yang masuk ke Jawa Tengah. Meski program vaksinasi yang disediakan Kementerian Kesehatan berjalan baik, ia menegaskan bahwa distribusi vaksin harus lebih terarah.
“Saat ini, Jawa Tengah memiliki sekitar 5,5 juta ekor sapi. Vaksinasi difokuskan pada kabupaten dengan populasi sapi yang lebih tinggi, meskipun semua daerah tetap mendapat alokasi vaksin,” jelasnya.
“Alhamdulillah, vaksin dari Kementerian Kesehatan sudah banyak kami distribusikan ke kabupaten-kabupaten. Semoga langkah ini dapat membantu menekan penyebaran PMK,” lanjut Nana.
Ia memastikan distribusi vaksin dilakukan secara merata, terutama di daerah dengan tingkat kasus PMK yang tinggi. Nana berharap, langkah ini dapat mempercepat penanganan dan pencegahan wabah PMK di Jawa Tengah.
Berdasarkan data Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jawa Tengah per 12 Januari 2025 pukul 23.59 WIB, dari total 5.597.043 hewan ternak, sebanyak 3.968 ternak diduga terjangkit PMK.
Lima kabupaten di Jawa Tengah dengan kasus PMK tertinggi adalah Blora (534 kasus), Sragen (516 kasus), Pati (436 kasus), Wonogiri (396 kasus), dan Grobogan (367 kasus).
Dari total tersebut, 482 ekor dinyatakan sembuh, 89 ekor dipotong, dan 154 ekor mati. Sisanya, sebanyak 3.243 ekor, saat ini menjalani penanganan berupa pengobatan, terapi antibiotik, dan pemberian multivitamin. (Lingkar Network | Rizky Syahrul Al-Fath – Lingkarjateng.id)