KUDUS, Lingkarjateng.id – Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kabupaten Kudus mencatat, jumlah Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di wilayah setempat terus mengalami peningkatan. Sedikitnya ada 111 desa di Kabupaten Kudus yang sudah memiliki BUMDes.
Dengan adanya ratusan BUMDes ini menunjukan bahwa desa-desa di Kabupaten Kudus mampu mengoptimalkan potensi di wilayahnya masing-masing.
“Saat ini di Kabupaten Kudus sudah ada 111 desa yang memiliki BUMDes, kurang 12 desa lagi,” ucap Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas PMD Kabupaten Kudus, Djati Solechah melalui Kepala Bidang (Kabid) Pemberdayaan Masyarakat, Lilik Ngesti Widyasyuti.
Pihaknya berharap, 12 desa yang belum memiliki BUMDes bisa segera merealisasikannya. Ditargetkan, awal tahun 2024 nanti seluruh desa di Kabupaten Kudus sudah memiliki BUMDes.
“Sebenarnya kami sudah memfasilitasi seluruh desa agar memiliki BUMDes. Namun memang ada beberapa desa yang belum bisa mewujudkan BUMDes di wilayahnya,” ujarnya.
Ia menjelaskan, Dinas PMD rutin memfasilitasi dalam pembentukan, pelatihan dan pendampingan BUMDes di setiap desa. Hal ini dilakukan supaya perekonomian di desa bisa bangkit dan mandiri.
“Sekecil apapun kontribusi BUMDes itu berpengaruh. Tidak hanya untuk pembangunan di desanya sendiri tapi juga berpengaruh untuk membangun Kudus,” ungkapnya.
Selain itu, hadirnya BUMDes juga mampu mewujudkan kesejahteraan perekonomian yang merata. Pasalnya, BUMDes memiliki dua fungsi utama, yakni sebagai fungsi lembaga sosial dan lembaga komersial.
“Jadi fungsi sosial itu mampu membantu memberdayakan masyarakat. Sedangkan fungsi komersialnya itu mampu mengajak masyarakat berwirausaha agar bisa mendapatkan tambahan pendapatan bagi desa,” terangnya.
Berdasarkan klasifikasinya, 45 BUMDes tergolong dasar, 40 BUMDes tergolong tumbuh, 21 BUMDes tergolong berkembang dan lima BUMDes tergolong maju.
“Saat ini sudah ada beberapa BUMDes yang mampu memberikan kontribusi bagi desa melalui PADes (Pendapatan Asli Desa) berkontribusi kepada masyarakatnya,” tuturnya.
Lima BUMDes yang tergolong maju diantaranya yakni Karya Mandiri Sentosa di Desa Krandon (Kecamatan Kota), Murakabi di Desa Gondosari (Kecamatan Gebog), Tunjungseto di Desa Bae (Kecamatan Bae), Gemilang Sejahtera di Desa Gulang (Kecamatan Mejobo), serta Makmur Mandiri di Desa Garung Lor (Kecamatan Kaliwungu).
“Ke depan kami akan lebih intensif lagi dalam memberikan pendampingan terhadap BUMDes yang ada di Kudus,” katanya.
Dia mengungkapkan, di tahun 2024 nanti Dinas PMD tidak lagi mengadakan kegiatan sosialisasi terhadap BUMDes. Namun, akan lebih banyak penguatan terhadap sumber daya manusia (SDM) dan usaha yang ada di BUMDes melalui berbagai pelatihan.
Selain itu, selama ini pendampingan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus juga dalam hal mengusulkan BUMDes untuk menerima tambahan modal usaha. Serta ikut memasarkan produk-produk BUMDes.
“Jenis usaha yang ada di BUMDes itu berdasarkan potensi di desa masing-masing, bisa peternakan, pertanian atau yang lainnya. Sejauh ini 50 persen BUMDes di Kudus merupakan pelayanan sosial penanganan sampah, karena ini salah satu pelayanan yang krusial,” paparnya. (Lingkar Network | Nisa Hafizhotus Syarifa – Lingkarjateng.id)