SEMARANG, Lingkarjateng.id – Tidak hanya produk furnitur asal Jawa Tengah (Jateng) yang digandrungi pasar luar negeri. Produk makanan eksotis, seperti petai dan jengkol pun diminati pasar mancanegara.
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Koperasi dan UKM (Dinkop UKM) Jateng Ema Rachmawati, saat memaparkan potensi ekspor furnitur ke Belgia, belum lama ini. Ia menyebut, tengah menjajaki tiga pasar luar negeri, yakni Jepang, Australia, dan India.
“Pembahasan dengan Konjen Sydney, mereka minta selain food and beverages, juga minta satu kontainer isinya 25 persen cabe merah frozen, 10 persen petai. Lainnya daun singkong, singkong, jengkol, dan kakap putih,” ujarnya di Kantor Pelindo 3 Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, belum lama ini.
Untuk memenuhi stok petai dan jengkol, pihaknya bekerja sama dengan Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Jateng.
Sementara untuk produk kakap putih pihaknya bekerja sama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) Jateng, dalam memenuhi pesanan tersebut.
Selain produk tersebut, pasar di Australia juga berminat terhadap produk aksesoris, briket, bahan industri, dan sebagainya.
Sementara itu, dua produk kerajinan kain lukis dan enceng gondok juga berpeluang masuk pasar Jepang.
Produk bikinan Nasrafa dan Bengok Craft itu lolos kurasi, dan akan dijual di department store terkemuka seperti Tsurya dan Mitsukoshi.
“Untuk pasar Mumbai India, mintanya produk pertanian dan jamu-jamuan. Kalau untuk Kanada kami sedang diskusi, mintanya home living seperti sapu lidi dan sulak (kemoceng). Namun karena naik terus (tarif shipping, Red) pembeli dari Kanada mundur dulu,” imbuhnya.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengapresiasi hal tersebut. Hal itu dibuktikan dengan pihaknya yang terus membuka kanal informasi dengan kedutaan besar, di berbagai negara.
“Makanan dan minuman sudah mulai. Dubes Jepang aktif sekali, sedikit-sedikit menelpon. Selain dagang saya juga ingin kerja sama soal kebencanaan. Di sana ada tempat simulasinya keren banget,” tutup Ganjar. (Lingkar Network | Koran Lingkar Jateng)