REMBANG, Lingkarjateng.id – Datangnya Tahun Baru China atau Imlek selalu mendatangkan rezeki tambahan bagi para produsen kue keranjang. Tradisi yang identik dengan jajanan kue keranjang ini membuat pesanan kue keranjang melonjak drastis. Seperti yang dialami oleh produsen kue keranjang dari Desa Sumberjo Kecamatan Rembang, Liem Luinio.
Dirinyamengaku, dalam sehari menghabiskan hingga 20 kilogram adonan kue keranjang untuk memenuhi pesanan pembeli. Secara matematis selama 7 hari ini, dirinya sudah menghabiskan 140 kilogram adonan untuk memenuhi pesanan pembeli.
Dirinya mulai menyibukkan diri dengan membuat kue keranjang semenjak 20 Januari hingga saat ini. Para pembelinya datang dari warga tionghoa di sekitar Kecamatan Rembang.
Jelang Imlek, Grup Barongsai di Semarang Kebanjiran Order
“Mau imlek ini sepuluh hari sebelumnya langsung rutin bikin terus. Jadi mulai tanggal 20 sudah bikin hingga sampai sekarang, tanggal 27 terakhir. Per harinya itu produksi 20 kilogram kue keranjang,” kata dia.
Liem Luinio menjelaskan, kue keranjang merupakan jajanan khas bagi warga Tionghoa yang merayakan Imlek. Jajanan yang rasanya manis ini dipercaya membawa keberuntungan bagi yang memakannya maupun yang menyediakannya.
Pembuatan kue keranjang, lanjut Liem Luinio memang memerlukan waktu yang cukup panjang, mulai dari menyediakan ketan, gula, kemudian dicetak dalam wadah kaleng khusus lalu dimasak dengan cara dikukus hingga 6 jam lamanya.
Rayakan Imlek, Klenteng Hok Tik Bio Pati Sediakan Makan Gratis Sepuasnya
“Kami biasa mulai memproduksi dari 02.30 WIB dini hari sampai sore hari menjelang malam,” ucapnya.
Kue keranjang yang diproduksinya memiliki tiga warna dengan varian rasa yang berbeda-beda. Sedangkan untuk 1 kilogram kue keranjang dijual dengan harga Rp 40-45 ribu.
“Yang warna kuning rasa gula murni itu harga Rp 40 ribu. Kalau yang hijau rasa pandan itu Rp 45 ribu dan rasa coklat van houten harga Rp 45 ribu,” pungkasnya. (Lingkar Network | R. Teguh Wibowo – Koran Lingkar)