GROBOGAN, Lingkarjateng.id – Pemerintah Kabupaten Pati bergerak cepat mengatasi anjloknya harga komoditas bawang merah di Kabupaten Grobogan. Untuk menstabilkan harga kembali, Bupati Grobogan Sri Sumarni bersama Forkompimda menggerakkan Aparatur Negeri Sipil (ASN) dan sejumlah instansi untuk memborong bawang merah di Pasar Tani di halaman dinas pertanian setempat, Jumat (19/11).
Bupati Grobogan Sri Sumarni terjun langsung menjualkan bawang merah milik petani. Hal ini dilakukan untuk membantu petani menjaga kestabilan harga, harga bawang merah saat ini di tingkat petani anjlok berkisar dari Rp8.000,- sampai Rp10.000,-.
Mantan Anggota Polres Grobogan Gelar Tasyakuran HUT ke-76 Brimob, Bupati Sumarni Turut Hadir
Di tangan Bupati Sumarni, bawang merah itu dijual dengan harga Rp12.500,- per kilonya, supaya petani tidak banyak merugi. Aksi peduli itu berhasil menjual 7,5 ton sekaligus.
“Alhamdulillah pada pagi hari ini bisa terjual 7,5 ton. Mungkin dari kelompok tani yang kemarin protes, pengen pemerintah daerah hadir di tengah-tengah petani. Dan semua sudah yang membeli dari ASN instansi Kepala OPD semua bergerak nanti supaya dibagi jajarannya termasuk Bapak Kapolres, Pak Dandim, Kajari, dan PDAM instasi terkait BRI, Bank Jateng, BPD dan BKK semuanya hadir. Alhamdulillah pagi hari ini bisa membeli sebanyak 7,5 ton. Mudah-mudahan pada kesempatan berikutnya ada gerakan seperti ini kembali,” paparnya.
Tekan Inflasi, Dorong Budidaya Bawang Merah di Kabupaten Sragen
Dalam kesempatan tersebut Sri Sumarni berharap, supaya para petani bawang merah lebih hati-hati saat menanam bawang merah. Kehati-hatian itu supaya dapat memilih waktu (musim) yang tepat sehingga barang komoditas itu tidak panen bersamaan, akhirnya stok melimpah dan mengakibatkan harga jatuh.
“Sebetulnya saya sudah mewanti-wanti petani supaya bisa mengantisipasi masalah menanam bawang merah ini. Karena kadang-kadang petani itu tahunnya hari ini ada keuntungan banyak tahun berikutnya dia tanam kembali. Dan ini juga kepala dinas pertanian harus bisa memberi penyuluhan dan mengantisipasi jika panen bersamaan pasti harga jatuh,” pungkasnya. (Lingkar Network | Koran Lingkar Jateng)