GROBOGAN, Lingkarjateng.id – Dinas Pertanian Grobogan saat ini tengah mengenalkan drone penyemprot untuk membantu mengatasi hama tanaman kepada para penyuluh dan petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT). Menimbang menggunakan teknologi drone di bidang pertanian dinilai lebih efisien.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian Grobogan, Sunanto mengatakan, penerapan teknologi drone di bidang pertanian dinilai lebih efisien, cepat dan hemat. Khususnya untuk perlindungan tanaman, karena lebih tepat dalam mengidentifikasi segala macam penyebab kegagalan dalam budidaya secara lebih mudah dan efektif.
“Keberadaan drone juga dapat menjadi solusi dengan semakin berkurangnya tenaga kerja. Bahkan drone dapat menarik peluang generasi milenial yang tertarik dengan teknologi,” ujarnya.
Sementara Kabid Perkebunan Dinas Pertanian Grobogan, Christina Setyaningsih menambahkan, dalam pengenalan drone ini, pihaknya bekerja sama dengan pihak ketiga. Untuk tahap awal, pengenalan drone memang dilakukan pada petugas lapangan terlebih dahulu.
Grobogan Mulai Laksanakan Vaksinasi Anak
“Petugasnya kita kasih pengenalan dan latihan penggunaan drone. Setelah itu, mereka nantinya yang akan mengenalkan penggunaan teknologi ini pada petani,” jelasnya.
Rencananya, Dinas Pertanian Grobogan nantinya akan membeli drone pertanian, namun jumlahnya belum bisa banyak. Karena menurut Christina, satu unit drone harganya sekitaran Rp 100 juta.
Menurut Christina, memasuki era industri 4.0 digitalisasi pun sudah merambah di bidang pertanian, dan mekanisme dalam pertanian sudah semakin maju. Mulai dari pemetaan wilayah, pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan, panen, hingga pasca panen.
“Penggunaan teknologi drone ini mampu mengubah budaya pertanian menjadi pertanian yang lebih modern. Teknologi drone pertanian adalah inovasi baru yang fenomenal yang terus memiliki efek luas dan mendapat perhatian masyarakat saat ini,” jelasnya. Dijelaskan, jika hanya menggunakan tenaga manusia dan peralatan semprot konvensional, diperlukan waktu yang cukup lama dan tenaga kerja yang cukup banyak untuk melakukan pemeliharaan tanaman, seperti penyemprotan pestisida. Selain itu, penyemprotan pestisida menggunakan tenaga kerja manusia akan mempengaruhi kesehatan. (Lingkar Network | Muhamad Ansori – Koran Lingkar Jateng)