GROBOGAN, Lingkarjateng.id – Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Grobogan dinilai belum mandiri dan masih sangat bergantung dengan kehadiran pemerintah, seperti memanfaatkan expo yang digelar pemerintah untuk mempromosikan produk-produknya.
Hampir 80 persen pelaku UMKM Grobogan masih menggunakan cara tradisional dalam menjual produk.
Oleh sebab itu, pemerintah melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Kabupaten Grobogan, Dinas Ketahanan Pangan Daerah (DKPD) Kabupaten Grobogan hingga Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Grobogan terus mendorong pelaku UMKM untuk berkembang.
“Para pelaku UMKM masih sangat bergantung dengan uluran pemerintah, belum bisa mandiri,” kata Kepala Dinas Koperasi dan UKM (Dinkopukm) Kabupaten Grobogan, Kasan Anwar, pada Rabu, 11 Oktober 2023.
Meski demikian, jumlah pelaku UMKM Grobogan terus mengalami pertumbuhan. Setiap tahun paling tidak bisa mencapai 25 persen.
“Pada tahun 2021, jumlahnya di kisaran 36.393 UMKM. Saat ini, sudah mencapai 41.618 UMKM,” tutur Kasan.
Sayangnya, kata dia, jumlah tersebut tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) sebagai pelaku UMKM. Bahkan, lanjutnya, jumlah pelaku UMKM Grobogan yang sudah naik kelas bisa bisa dihitung dengan jari.
“Karena 20 persen lebih pelaku UMKM tersebut masih belum melek IT. Sedangkan UMKM yang naik kelas masih bisa dihitung dengan jari,” sambungnya.
Ia pun mengakui bahwa, masih banyak yang harus dipenuhi. Oleh sebab itu, pihaknya bersama dinas terkait terus mendorong pelaku UMKM untuk terus tumbuh dan berkembang.
Pelaku UMKM Grobogan didominasi produsen makanan ringan hingga kuliner, mereka menjajakan produknya di pusat-pusat kuliner seperti Pusat Kuliner Purwodadi (PKP) yang terletak di Jalan Banyuono 1 Jengglong Selatan, Pusat Kuliner Taman Ir Soekarno Simpang Lima, dan pusat kuliner di Alun-Alun Purwodadi.
Di PKP, kurang lebih ada 70 kios yang menjual berbagai jenis makanan mulai dari soto, bakso, mi ayam, ayam geprek, martabak manis, martabak telur, sate, seafood dan masih banyak lagi. Sedangkan di Alun-Alun Purwodadi terdapat sekitar 10 tenant yang menjajakan makanan. (Lingkar Network | Eko Wicaksono – Koran Lingkar)