Banjir di Cepu Blora Rendam 660 Rumah, Ini 4 Kelurahan yang Terdampak

BANJIR: Petugas BPBD Blora saat meninjau banjir di Cepu, Blora pada Rabu, 13 Desember 2023 malam. (Dok. Cip/Lingkarjateng.id)

BANJIR: Petugas BPBD Blora saat meninjau banjir di Cepu, Blora pada Rabu, 13 Desember 2023 malam. (Dok. Cip/Lingkarjateng.id)

BLORA, Lingkarjateng.id – Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora dilanda banjir akibat hujan lebat pada Rabu, 13 Desember 2023 malam. Bahkan sungai yang baru selesai dinormalisasi meluap hingga menyebabkan banjir setinggi satu meter.

Banjir di Cepu itu masuk hingga ke permukiman warga dan merendam ratusan rumah. Sejumlah fasilitas umum seperti jembatan penghubung antar dukuh di Megalrejo juga jebol.

Salah satu warga yang enggan disebutkan namanya mengatakan bahwa banjir di Cepu diduga karena normalisasi sungai tidak berhasil sehingga warga kembali mengalami banjir saat hujan tiba.

“Kalau masih banjir artinya ‘kan normalisasi masih gagal, padahal anggarannya miliaran rupiah lho,” ujar lelaki 48 tahun itu saat dikonformasi pada Kamis, 14 Desember 2023.

Dari informasi yang dihimpun, tembok perumahan Grand Maharani jebol sepanjang 25 meter, pohon tumbang dan menutup akses jalan antar kelurahan.

Sementara itu anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Blora, Agung Triyono, menjelaskan setikaknya ada empat kelurahan yang terdampak banjir Cepu kali ini.

“Hujan lebat yang terjadi semalam, setidaknya empat kelurahan di wilayah Kecamatan Cepu terendam banjir,” ungkapnya.

Agung mengatakan, intensitas hujan cukup lama, hingga menyebabkan air hulu Sungai Ngareng dan Taman Siswa meluap sampai menggenangi ratusan rumah dan beberapa fasilitas umum rusak.

Adapaun empat kelurahan terdampak banjir yakni Kelurahan Balun, Cepu, Tambakromo, dan Karangboyo.

“Ada 107 rumah di Kelurahan Cepu terendam banjir, ketinggian air mencapai 30-100 cm. Di Kelurahan Balun ada 350 rumah warga terendam ketinggian mencapai 50-105cm,” terangnya.

Sementara data di Kelurahan Tambakromo, Agung menambahkan, 125 rumah warga terdampak banjir dengan ketinggian air mencapai 50-100 cm.

“Tim gabungan mengevakuasi dua balita di Kelurahan Tambakromo dengan menggunakan perahu karet. Fasilitas pendidikan seperti dua sekolahan ikut terdampak banjir yang menggenangi jalan,” paparnya.

Kemudian di Kelurahan Karangboyo, pihaknya mendata ada 78 rumah terendam banjir, satu fasilitas umum dan dua sekolahan.

Pihaknya bersama tim gabungan melakukan asesmen, pendataan serta mengevakuasi warga yang terdampak banjir luapan Sungai Ngareng Dan Sungai Taman Siswa.

“Bersama lintas terkait melakukan koordinasi, menindaklanjuti penanganan dalam melaksanakan evakuasi bagi korban terdampak banjir. Tidak ada korban jiwa,” ucapnya.

Menurut salah satu warga terdampak banjir di Kelurahan Cepu, Ahmad mengatakan bahwa luapan banjir di Sungai Ngareng dan Sungai Taman Siswa disebabkan adanya sedimentasi yang tinggi.

Sehingga, pihaknya berharap Pemerintah Kabupaten Blora untuk kembali melakukan normalisasi sungai dan segera dilakukan pengerukan sedimentasi, mengingat memasuki musim penghujan.

“Hujan deras dan luapan sungai bisa terjadi kapan saja. Semoga terealisasi dan segera ditangani,” ucapnya. (Lingkar Network | Hanafi – Koran Lingkar)

Exit mobile version